Liputan6.com, Jambi - Libur selama Lebaran 2017 menjadikan sejumlah tempat wisata di Jambi penuh oleh pengunjung. Tak terkecuali dengan kawasan candi terluas di Asia Tenggara yakni Candi Muarojambi.
Candi seluas 12 kilometer persegi itu sejak hari pertama Lebaran sudah penuh disesaki pengunjung. Hingga hari Sabtu, 1 Juli 2017 atau H+6 Lebaran jumlah kunjungan di candi yang berlokasi di Kabupaten Muarojambi itu sudah mencapai 30 ribu lebih pengunjung.
"Rata-rata kenaikan jumlah kunjungan saat libur lebaran mencapai 300 persen dibanding hari biasa," ujar Abuzar, salah seorang petugas penjaga karcis Candi Muarojambi saat dihubungi, Minggu sore, 2 Juli 2017.
Menurut dia, selama libur Lebaran, rata-rata kunjungan per hari antara 7.000 hingga 10.000 pengunjung. Puncaknya terjadi pada H+3 Lebaran yang mencapai 10.000 orang pengunjung.
Baca Juga
Advertisement
Kondisi tersebut menjadikan berkah bagi sejumlah warga sekitar candi. Khususnya para penjual oleh-oleh maupun penyewa jasa sepeda onthel.
"Rezeki Lebaran mas, penyewa sepeda bisa lima kali lipat perhari selama Lebaran ini," ujar Bujang, salah seorang penyewa jasa sepeda onthel di kawasan Candi Muarojambi.
Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Muarojambi, Indra Gunawan mengatakan, hampir setiap musim Lebaran tiba, Candi Muarojambi selalu dipenuhi pengunjung. Rata-rata pengunjung adalah warga yang mudik ke Jambi.
Lokasi wisata budaya dan alam menjadi magnet tersendiri di Candi Muarojambi. Apalagi lokasi wisata alam memang tidak banyak yang dekat dengan Kota Jambi.
"Ditambah tiket masuk yang memang murah tidak ada kenaikan harga. Anak-anak dikenakan tiket Rp 3.000 dan kategori dewasa Rp 5.000 per orang," ujar Indra.
Selama libur Lebaran, Indra juga mewanti-wanti kepada petugas agar selalu mengingatkan pengunjung tidak beraktivitas berlebihan yang bisa merusak situs bangunan percandian.
Situs Candi Muarojambi memang cukup strategis. Lokasinya hanya berjarak sekitar 30 kilometer atau 30 menit perjalanan darat dari pusat Kota Jambi. Berada di tengah pemukiman warga khas Melayu Jambi serta berdampingan dengan sungai terpanjang di Sumatera, sungai Batanghari, menjadikan situs percandian ini makin menarik dikunjungi.
Di situs percandian ini terdapat sekitar 82 situs reruntuhan atau menapo bangunan kuno. Delapan candi di antaranya sudah dilakukan pemugaran dan pelestarian oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Provinsi Jambi.