Liputan6.com, Doha - Arab Saudi Cs beberapa waktu lalu sudah mengumumkan 13 tuntutan yang harus dipenuhi Qatar jika negara itu ingin isolasi dicabut. Namun belakangan, Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani menegaskan, Doha tidak akan menuruti permintaan Saudi Cs.
Sheikh Mohammed menyampaikan pernyataannya dalam sebuah konferensi pers di Roma, Italia, bertepatan dengan berakhirnya waktu yang diberikan terhadap Qatar untuk melaksanakan serangkaian tuntutan tersebut.
"Semua orang sadar bahwa tuntutan tersebut dimaksudkan untuk melanggar kedaulatan Qatar, meniadakan kebebasan berbicara, memaksakan audit, dan menerapkan mekanisme pengawasan terhadap Qatar," ujar Sheikh Mohammed seperti dilansir Al Jazeera, Senin (3/7/2017).
"Kami percaya bahwa dunia tidak diatur oleh ultimatum. Kami percaya bahwa dunia diatur oleh hukum internasional yang tidak mengizinkan negara-negara besar menggertak negara-negara kecil," ungkapnya.
Baca Juga
Advertisement
Belum jelas bagaimana Krisis Teluk akan berakhir atau apa yang akan terjadi selanjutnya. Meski demikian, Sheikh Mohammed memastikan pihaknya tidak akan gentar dengan aksi militer sebagai imbas atas penolakan tuntutan tersebut.
Dari 13 tuntutan yang diajukan Saudi Cs, beberapa di antaranya adalah merenggangkan hubungan dengan Iran, menutup jaringan media Al Jazeera juga pangkalan militer Turki di Doha.
Ultimatum tersebut diumumkan dua pekan setelah Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, Mesir, dan sejumlah negara lainnya memutus hubungan diplomatik dengan Qatar pada 5 Juni. Selain itu, mereka juga menerapkan blokade darat, laut, serta udara. Seluruhnya kompak menuding Qatar mendukung terorisme dan ekstremisme.
Dalam kesempatan yang sama, Sheikh Mohammed turut menekankan, Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah dimanipulasi agar mempercayai bahwa Qatar tidak melakukan banyak hal untuk menindak pendanaan terhadap kelompok ekstremis.
"Pemerintah dan institusi AS dengan tegas percaya pada Qatar. Namun pernyataan yang dibuat oleh Presiden Trump didasarkan pada tuduhan palsu dan kesan salah yang diberikan kepadanya oleh kepala negara yang memberlakukan blokade atas Qatar," ucap Sheikh Mohammed.
Menurut Menlu Qatar tersebut, Trump akan menemukan "fakta sebenarnya" dari institusi AS. "Qatar telah menjadi sasaran tindakan melanggar hukum berdasarkan tuduhan palsu tanpa disertai bukti".
Beberapa waktu lalu, Trump dan Kementerian Luar Negeri AS menunjukkan perbedaan sikap dalam menghadapi Krisis Teluk. Trump diketahui mendukung tuduhan Saudi Cs terhadap Qatar, sementara Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson menyerukan agar pihak-pihak yang bertikai dapat duduk bersama.