Bukan Harga Pangan, Ini Biang Kerok Inflasi Juni 2017

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi Juni 2017 sebesar 0,69 persen.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 03 Jul 2017, 13:27 WIB
Tiket kereta api ikut andil mendorong angka inflasi di Juni 2017

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi Juni 2017 sebesar 0,69 persen. Realisasi inflasi tersebut lebih terkendali dibandingkan periode puasa dan Lebaran tahun-tahun sebelumnya karena harga sejumlah komoditas pangan stabil. 

"Inflasi Lebaran 2017 terkendali dibanding tiga tahun sebelumnya," kata Kepala BPS, Suhariyanto atau yang akrab disapa Kecuk saat Rilis Inflasi Juni di kantornya, Jakarta, Senin (3/7/2017).

Berdasarkan data BPS, Kecuk menyebut, sepanjang periode puasa dan Lebaran 2014 yang jatuh di Juni dan Juli, masing-masing mencetak inflasi 0,43 persen dan 0,93 persen. Kemudian terkerek naik di periode yang sama 2015 masing-masing 0,54 persen dan 0,93 persen. Sedangkan pada Juni dan Juli 2016 masing-masing inflasi 0,66 persen dan 0,69 persen.

"Inflasi yang terkendali di Lebaran tahun ini karena pemerintah melakukan berbagai upaya, seperti membentuk Satgas Pangan, dan lainnya," ia menerangkan.

Adapun sumber atau penyebab inflasi 0,69 persen paling dominan disumbang pengeluaran pada kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 1,27 persen. Sementara andil inflasinya 0,23 persen.

"Komoditas yang dominan menyumbang inflasi, yakni tarif angkutan udara dengan andil 0,12 persen, tarif angkutan antar kota 0,08 persen, dan tarif kereta api andilnya 0,01 persen. Cari tiket susah, harganya naik, dan semua mau beli," jelas Kecuk.

Faktor pemicu inflasi lainnya, sambung Kecuk, pada kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,75 persen dengan andil 0,18 persen. Karena kenaikan tarif listrik golongan 900 VA dan tarif air minum PAM.

Selanjutnya, kelompok sandang menyumbang inflasi 0,78 persen dengan andil 0,05 persen akibat kenaikan harga emas perhiasan andilnya 0,02 persen dan baju muslim wanita.

Sementara kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau berkontribusi 0,39 persen terhadap inflasi Juni dengan andil 0,07 persen karena kenaikan harga kue kering, nasi dan lauk pauk, rokok kretek yang masing-masing 0,01 persen.

Kecuk menerangkan, kelompok bahan makanan justru memberikan sumbangan inflasi 0,69 persen dengan andil 0,14 persen. Inflasi terjadi karena kenaikan harga sayur mayur, seperti bawang merah dan daging ayam ras masing-masing andil inflasinya 0,03 persen.

"Jadi inflasi Juni ini 0,69 persen dipengaruhi utamanya karena penyesuaian tarif listrik 900 VA, tarif angkutan udara, angkutan antar kota. Sedangkan harga bahan makanan relatif terkendali, sehingga beda pattern-nya dengan tahun-tahun sebelumnya karena biasanya harga pangan yang berpengaruh ke inflasi tapi kini harga-harga yang diatur pemerintah," pungkas Kecuk.

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya