Liputan6.com, Jakarta - Hacker benar-benar memiliki segudang cara untuk meretas serta mendapatkan password dan informasi berharga milik korbannya.
Bagaimana tidak, dalam sebuah studi yang dipublikasikan baru-baru ini, hacker disebut-sebut mampu mencuri password dengan cara menganalisis sinyal gelombang otak.
Sebagaimana Tekno Liputan6.com kutip dari The Independent, Selasa (4/7/2017), para peneliti dari University of Alabama di Birmingham dan University of California Riverside mengumpulkan data dari headset electroencephalography (EEG) terkait dengan adanya aktivitas di otak seseorang.
Biasanya, aktivitas otak yang terpantau dari headset EEG ini berasal dari kalangan gamer. Sebab, mereka diketahui sebagai pihak paling sering memakai headset tersebut.
Para gamer mengendalikan karakter yang dimainkan dengan memakai sinyal otak mereka. Rupanya, headset EEG juga memonitor gelombang otak seseorang saat ia sedang tidak bermain gim.
Baca Juga
Advertisement
Para peneliti menemukan, gamer yang sedang berhenti main gim, tetapi tetap menggunakan headset EEG dan memasukkan password ke akun pribadi mereka bisa sangat rentan jadi sasaran hacker.
Dalam melakukan penelitian, peneliti meminta 12 orang menggunakan keyboard fisik untuk mengetikkan PIN dan password secara random, sembari menggunakan headset EEG.
Setelah para gamer ini memasukkan 200 karakter, sebuah algoritma yang dibuat oleh para peneliti rupanya bisa menebak PIN, dengan tingkat kesuksesan hingga 43,3 persen. Sementara, untuk menebak password 6 huruf, tingkat akurasinya mencapai 37,3 persen.
"Perangkat ini (headset EEG) bisa membuka peluang besar untuk pengguna sehari-hari. Namun juga bisa meningkatkan ancaman keamanan, seiring dengan upaya berbagai perusahaan mengembangkan teknologi brain-computer interface," kata salah satu peneliti Nitesh Saxena.
Ia menambahkan, dalam kehidupan sehari-hari, hacker bisa memasukkan program jahat dalam gim. Caranya, meminta pengguna memasukkan nomor yang telah ditentukan untuk restart kembali gim-nya. "Mirip dengan CAPTCHA yang dipakai untuk verifikasi kembali pengguna saat masuk situs web," tutur Saxena.
Para peneliti pun mengatakan, sudah meminta kepada manufaktur headset EEG untuk mulai mengacaukan sinyal saat pengguna masuk ke akun-akun pribadi mereka.
(Tin/Cas)
Tonton Video Menarik Berikut Ini: