Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan realisasi inflasi di Juni 2017 sebesar 0,69 persen. Capaian Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan keenam ini lebih tinggi dari prediksi pemerintah dan Bank Indonesia (BI), yakni di bawah 0,5 persen.
"Inflasi 0,69 persen memang agak tinggi, di atas harapan. Tapi inflasi year to date dan year on year-nya masih oke," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution di kantornya, Jakarta, Senin (3/7/2017).
Advertisement
Untuk diketahui, inflasi tahun kalender di Juni ini sebesar 2,38 persen dan tahun ke tahun 4,37 persen. Sumber atau penyebab inflasi 0,69 persen paling dominan disumbang pengeluaran pada kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 1,27 persen. Sementara andil inflasinya 0,23 persen.
Faktor pemicu inflasi lainnya, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,75 persen dengan andil 0,18 persen. Karena kenaikan tarif listrik golongan 900 VA dan tarif air minum PAM.
Selanjutnya, kelompok sandang menyumbang inflasi 0,78 persen dengan andil 0,05 persen akibat kenaikan harga emas perhiasan andilnya 0,02 persen dan baju muslim wanita.
"Inflasi kali ini yang lebih tinggi di perumahan, pakaian, dan pangan. Harga pangan menjelang Lebaran naik dulu, lalu turun, dan naik lagi," ujar Darmin.
Meski demikian, Darmin menilai, realisasi inflasi pada Juni ini relatif bagus. "Kita harapkan inflasi pangan tidak terlalu tinggi seterusnya," tuturnya.
Kepala BPS, Suhariyanto atau yang akrab disapa Kecuk mengaku, tren inflasi pasca Lebaran akan bergerak turun. Yang patut diwaspadai adalah inflasi di Desember karena ada libur Natal dan persiapan Tahun Baru.
"Tren inflasi habis Lebaran akan turun. Tapi harus hati-hati di Desember, karena banyak liburan, Natal dan persiapan Tahun Baru. Kuncinya pengendalian harga pangan," ucapnya.
Sementara untuk dampak pencabutan subsidi listrik golongan 900 VA, kata Kecuk sudah berakhir. "Dampak pencabutan subsidi listrik pelanggan 900 VA di Juli sudah tidak ada. Terakhir kan penyesuaian di Mei dan berdampak ke inflasi untuk prabayar, kalau Juni ini pelanggan pascabayar," papar Kecuk.
Seperti diberitakan sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution memperkirakan, inflasi pada Juni 2017 sekitar 0,39 persen. Angka ini di bawah perkiraan sementara Bank Indonesia (BI) 0,5 persen.
"Agak susah sih memprediksinya karena dia angkanya keluar 0,5 persen bukan tidak bisa turun. Kita berharap sama bulan lalu paling-paling 0,39 persen," kata dia.
Darmin menuturkan, harga komoditas pangan relatif turun. Di antaranya terjadi pada bawang putih, cabai, gula.
"Kalau bulan depan mestinya iya, walaupun kata BI seminggu pertama indikasi 0,5 persen kata mereka. Kalau saya bilang nggak, kita akan turun di bawah itu karena beberapa barang terutama cabai rawit sama bawang putih, gula agak turun," jelas dia.