Festival Budaya Indonesia di Melbourne Terkendala Dana

Pagelaran akbar Celebration of Indonesia kembali akan digelar di Melbourne Town Hall.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 04 Jul 2017, 05:00 WIB
Acara festival budaya Indonesia, Celebration of Indonesia tahun 2015. (Windu Kuntoro)

Liputan6.com, Victoria - Setelah tampil pertama kalinya pada 2015, pagelaran akbar festival budaya Indonesia bertajuk Celebration of Indonesia (COI) kembali akan digelar di Australia, tepatnya di Melbourne Town Hall Sabtu 5 Agustus 2017 mendatang. Namun penyelenggaranya -- warga Indonesia di Victoria -- masih berjuang untuk mengumpulkan dana bagi pagelaran tersebut.

Di tahun 2015, lebih dari 1.000 orang menghadiri pertunjukan yang berlangsung selama dua jam tersebut. Meski tak dipungut bayaran, penonton bisa menyaksikan pagelaran yang dipersembahkan lebih dari 100 orang, dengan kombinasi tari, musik dan teater.

Untuk tahun 2017, tema pagelaran adalah keindahan Indonesia Timur.

"Kami sudah melakukan persiapan dan latihan sejak November 2016. Namun saat ini sebagian peserta sedang berlibur, karena liburan sekolah di Australia." kata Sherley Hadisaputra, Project Director Celebration of Indonesia 2017 kepada wartawan ABC Australia Plus Indonesia, Sastra Wijaya yang Liputan6.com kutip Selasa (3/7/2017). 

Menurut Sherley, tema Indonesia Timur menjadi pilihan penekanan Celebration of Indonesia tahun ini adalah karena pertimbangan bahwa masih banyak masyarakatyang belum mengenal Indonesia Timur.

"Oleh karena itu, kami ingin memperkenalkannya kepada mereka. Dengan menampilkan kebudayaan dan kesenian Indonesia Timur, masyarakat Australia akan tertarik dan mempunyai keinginan untuk berkunjung ke sana.

"Selain itu, kami ingin mendukung program pemerintah Indonesia yang sedang mengembangkan lokasi wisata di Indonesia Timur."

"Pagelaran yang ditampilkan berupa musik, tari, nyanyi dengan peralatan dan busana Indonesia Timur serta drama komedi," kata Sherley lagi.

Dengan pagelaran yang tinggal beberapa minggu lagi, masalah apa yang masih dihadapi oleh panitia Celebration of Indonesia?

"Tantangan yang kami hadapi saat ini adalah masalah dana," jelas Sherley.

"Seperti di tahun 2015, untuk tahun 2017, kami juga tidak mengenakan biaya tanda masuk atau free admission kepada pengunjung."

"Sehingga kami harus sungguh-sungguh dan bekerja ekstra keras untuk mendapatkan sponsorship." tambah Sherley.

Sebagai kegiatan multibudaya di negara bagian Victoria, penyediaan tempat pertunjukkan di Melbourne Town Hall adalah bantuan dari pemerintah, namun karenanya penyelenggara tidak boleh mengenakan biaya untuk penonton.


Berharap Pemerintah RI Jadi Sponsor

Sebagai sebuah pagelaran yang membawa nama Indonesia dan berusaha mempromosikan RI ke kalangan yang lebih luas di Australia, bagaimana dukungan dari pemerintah Indonesia misalnya KJRI atau KBRI, ataupun Kementerian Pariwisata?

Menurut Sherley Hadisaputra yang juga menjadi Koordinator dalam acara serupa di tahun 2015, mereka sudah menghubungi KJRI Melbourne dan Kementerian Pariwisata Indonesia.

"Sejauh ini KJRI Melbourne sangat mendukung. Untuk latihan menari, setiap hari Minggu, kami menggunakan Ruang Bhinneka di KJRI Melbourne." katanya.

"Kami sangat berharap, Kementerian Pariwisata dapat mensponsori acara Celebration Of Indonesia, sehingga COI dapat mengadakan pagelaran setiap tahun secara rutin dengan memperkenalkan kebudayaan dan kesenian setiap propinsi di Indonesia secara bergantian."

"Dengan demikian, masyarakat Australia akan lebih mengenal lokasi-lokasi wisata di Indonesia dan mengunjunginya." kata Sherley lagi.

Menurut Sherley, ada kemungkinan bahwa pendanaan untuk penyelenggaraan pagelaran tidak akan mencukupi, dan mereka sudah memikirkan berbagai alternatif untuk mendapatkannya.

"Tentu saja kami berharap kebutuhan dana dapat terpenuhi. Namun bila tidak mencukupi, kami sedang memikirkan yang terbaik untuk mengatasi hal tersebut. Mungkin dengan mengedarkan atau menyediakan kotak sumbangan atau dengan transfer ke rekening bank Celebration Of Indonesia. " tambahnya.

Ade Ishs salah seorang musisi jazz asal Indonesia yang sekarang berdomisili di Melbourne terlibat sebagai salah seorang koordinator di bidang musik dalam acara Celebration of Indonesia 2017.

Koordinator musik lainya adalah Randy Enos Hallatu, seorang musisi asal Papua, yang pernah tinggal di Melbourne.

Menurut Ade Ishs dalam pertunjukkan nanti akan digelar musi gabungan antara unsur musik Indonesia dan pop Barat.

"Lagu-lagunya mayoritas digubah Enos. Saya memasukkan visi pendidikan musik saya untuk publik, yaitu penggunaan warna Indonesia secara subtil menggunakan alat-alat musik non-tradisional Indonesia, seperti halnya yang saya lakukan untuk musik original saya," kata Ade Ishs.

Menurutnya lagi, dalam Celebration of Indonesia, musiknya itu hanya akan menjadi salah satu bagian dari pementasan, karena nanti itu gabungan seni musik, seni tari, dan seni peran.

Secara keseluruhan ada sekitar 100 orang yang akan terlibat dalam penampilan kata Sherley Hadisaputra.

"Yang akan ditampilkan adalah drama dalam bentuk komedi, jadi bukan cerita perang (seperti dua tahun lalu), dan penyanyi akan menyanyikan lagu-lagu, bukan bukan paduan suara maka jumlah peserta yang dibutuhkan untuk tahun 2017 sekitar 100 orang."

"Mereka adalah warga Indonesia maupun non Indonesia yang berdomisili di Victoria," kata Sherley Hadisaputra menutup percakapan dengan Sastra Wijaya.

 

 

Saksikan video menarik berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya