Liputan6.com, New York Harga emas stabil menjelang libur hari kemerdekaan AS. Sementara dolar
mendekati titik terendah dalam sembilan bulan pada minggu lalu yang menjadi pertanda terjadinya pengetatan moneter oleh bank sentral global.
Melansir laman Reuters, Selasa (4/7/2017), harga emas di pasar spot mencapai US$ 1.241,04 per ounce, turun lebih dari 2 persen di bulan Juni. Ini merupakan penurunan bulanan pertama di tahun ini.
Advertisement
Sementara emas berjangka AS untuk pengiriman Agustus turun 0,1
persen menjadi US$ 1.240,80 per ounce.
Nilai tukar Dolar turun dari level terendah dalam sembilan bulan terhadap sekeranjang mata uang lainnya, seiring harapan jika bank sentral di Eropa bergerak menjauh dengan kebijakan moneter yang akomodatif guna mendukung euro dan pound sterling.
Hedge fund dan money managers mengurangi rencana pembelian jangka panjang emas dan peraknya di pasar Comex untuk minggu ketiga berturut-turut.
Di sisi lain, produsen logam mulia Afrika Selatan Sibanye Gold mengatakan akan melanjutkan produksinya pada Tambang Cooke yang terkena serangan, yang telah menimbulkan kerugian di tengah pertambangan ilegal dan gangguan produksi.
Dalam enam bulan terakhir ini, harga emas memang sempat menguat cukup tajam pada tiga bulan pertama atau pada kuartal I. Namun kemudian pada kuartal II harga emas terombang-ambing dan akhirnya tertekan di tengah Juni.
Pada pekan lalu, Harga emas tertekan dan menuju kerugian bulanan terbesar di tahun ini. Pelemahan harga emas memang terjadi sejak Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) mengumumkan kenaikan suku bunga acuan.
Tonton video menarik berikut ini: