Liputan6.com, New York - Duta Besar China untuk PBB Liu Jieyi memperingatkan "bencana" akan terjadi jika kekuatan dunia gagal menemukan jalan untuk meredakan ketegangan dengan Korea Utara. Menurut Liu, hal itu "tidak akan terkendali".
Liu menyampaikan pernyataan tersebut sehari setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump berbicara melalui sambungan telepon dengan Presiden Xi Jinping. Kedua pemimpin ini diketahui membahas ancaman uji coba rudal dan nuklir Korut.
"Saat ini ketegangan tinggi dan tentu kami ingin melihat deeskalasi. Jika ketegangan terus meninggi..., maka cepat atau lambat akan tak terkendali dan konsekuensinya akan menjadi bencana," ungkap diplomat China tersebut seperti Liputan6.com kutip dari The Guardian, Selasa (4/7/2017).
Liu berbicara di markas besar PBB bertepatan dengan China mengambil alih kepemimpinan di dewan keamanan pada Juli ini.
Baca Juga
Advertisement
China diketahui mendorong pembicaraan mengenai pembongkaran program nuklir Korut setelah sekutunya tersebut melakukan dua uji coba nuklir tahun lalu dan serangkaian uji coba rudal balistik pada 2017.
Namun, proposal Beijing untuk membekukan program militer Pyongyang dengan imbalan penghentian latihan militer AS-Korea Selatan gagal menarik minat kedua belah pihak.
Negeri Paman Sam bersikeras pada sikap hanya akan bersedia bicara jika Korut menghentikan uji coba nuklir dan rudal.
Liu menggambarkan krisis di Semenanjung Korea "sangat, sangat serius". Menurut dia, "pihak lain harus lebih terbuka dalam menerima dan mendukung proposal tersebut".
"Kita tidak bisa menunggu terlalu lama tanpa ada dialog," ucap Liu.
Pemerintahan Trump selama berbulan-bulan telah mendesak Beijing untuk mengendalikan Pyongyang. Dan belum lama ini, Trump berkicau di media sosial Twitter bahwa upaya China untuk "mengerem" Korut gagal.
Gedung Putih mengumumkan bahwa Trump akan meningkatkan tekanan atas program rudal balistik dan nuklir Korut. Meski demikian, tidak dijelaskan lebih rinci mengenai hal tersebut.
Baru-baru ini, AS mengambil sejumlah langkah terkait Korut yang melibatkan China. Departemen Keuangan AS dilaporkan menjatuhkan sanksi terhadap Bank Dandong milik China yang melakukan aktivitas ekonomi dengan Korut.
Selain itu, AS juga menempatkan dua pebisnis Tiongkong yang terlibat transaksi dengan Korut dan satu perusahaan, yakni Dalian Global Unity Shipping, dalam daftar hitam. Dalian Global Unity Shipping dikabarkan membantu penyelundupan barang mewah terlarang ke Korut.