Liputan6.com, Jakarta - Mulyadi, diduga pelaku penyerangan dua anggota Brimob di Masjid Falatehan, Perum Peruri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan atau persis di seberang Lapangan Bhayangkara Mabes Polri, disebut mengantongi Kartu Tanda Penduduk ganda.
Hal ini disampaikan oleh pihak Kementerian Dalam Negeri. Dimana, semuanya dari hasil laporan pihak Kepolisian.
Advertisement
"Secara prinsip ternyata para pelaku itu sudah berani berbuat tapi tidak mau tanggung jawab membawa KTP palsu. Tapi toh kepolisian juga bisa mengungkap. itu saja. Saya kira bukti merekam KTP itu penting. Laporan Dirjen Dukcapil bahwa yang ditemukan di saku yang bersangkutan pada saat dia sudah tertangkap itu, bukan merupakan penduduk Bekasi," ucap Mendagri Tjahjo Kumolo di kantornya, Jakarta Senin (3/7/2017).
Dia menegaskan, data Dukcapil tidak ada soal Mulyadi. Karenanya bisa dipandang belum pernah merekam.
"Data di Dukcapil enggak ada. Berarti kalau belum ada dia belum pernah merekam datanya. Dia masih manual," tegas Tjahjo.
Sementara itu, Dirjen Dukcapil Kemendagri Zudan Arif Fakrulloh, membenarkan akan adanya data ganda terhadap Mulyadi.
"Mulyadi yang dari Agam dia punya dua. Agam dan Bekasi. Dia punya NIK dua. Dan dia belum merekam KTP el. Dan itu kita katakan dia penduduk berdata ganda," jelas Zudan.
Karena itu, masih kata dia, dengan ini tak bisa dicek sidik jarinya. Sehingga hanya bisa dicek dengan cara lain.
"Sehingga dia tak bisa dicek, sidik jarinya (penusuk 2 anggota Brimob). Dia bisa dicek melalui kartu keluarganya," tegas Zudan.
Saksikan video di bawah ini: