Kenaikan Harga Tiket Pesawat Sumbang Inflasi Sumbar

Bulan sebelumnya, Sumbar mengalami deflasi.

oleh Erinaldi diperbarui 04 Jul 2017, 15:15 WIB
Ilustrasi Inflasi (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Jakarta Kenaikan ongkos pesawat selama mudik Lebaran menjadi penyebab naiknya inflasi Sumatera Barat (Sumbar) pada bulan lalu yang mencapai 0,32 persen. Bulan sebelumnya, Sumbar mengalami deflasi.

“Karena bertepatan dengan Lebaran, harga tiket pesawat naik berkali-kali lipat. Jadi kontribusinya terhadap inflasi juga tinggi,” kata Kepala BPS Sumbar, Sukardi, Selasa (4/7/2017).

Ia menilai tingginya permintaan tiket pesawat bagi perantau asal Minang yang mudik Lebaran, membuat harganya melambung tinggi. Kenaikan ongkos pesawat di Sumbar merupakan kejadian rutin, karena setiap momen Lebaran harga tiket meningkat hingga di atas 200 persen.

Normalnya, harga tiket untuk penerbangan Jakarta-Padang hanya di kisaran Rp 450.000 hingga Rp 1.000.000. Namun, saat Lebaran harga tiket berkisar Rp 1.000.000 hingga Rp 3.000.000 untuk seluruh maskapai.

Sesuai data BPS, harga tiket pesawat atau tarif angkutan udara mengalami perubahan 6,91 persen dari bulan sebelumnya, dan berkontribusi 0,10 persen terhadap inflasi Sumbar.
Sukardi mengatakan selain tiket pesawat inflasi Sumbar juga disebabkan kenaikan tarif dasar listrik menjelang puasa lalu.

Sementara itu, komoditas pangan seperti bawang merah, cabai merah, bawang putih dan beras yang selama ini selalu menjadi penyebab inflasi, justru mengalami penurunan harga.

“Kalau komoditi pangan sangat stabil, malah selama bulan puasa beberapa komoditi turun harga,” kata Sukardi.

BPS merilis dua kota besar di Sumbar, yakni Padang dan Bukittinggi mengalami inflasi masing-masing 0,34 persen untuk Padang dan 0,20 persen untuk Bukittinggi per Juni 2017.

Selain itu, laju inflasi tahun kalender sampai bulan lalu tercatat Kota Padang inflasi sebesar 0,40 persen dan Bukittinggi masih deflasi 0,41 persen. Begitu pula secara tahunan jika dibandingkan dengan periode Juni tahun lalu, makan inflasi Padang mencapai 5,20 persen dan Bukittinggi 3,46 persen. (Erinaldi)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya