Miliarder Ini Rogoh Rp 1,3 Miliar untuk Hidupkan Hewan Punah

Uang itu diberikan untuk mendanai proyek yang dilakukan oleh peneliti dari Harvard.

oleh Vina A Muliana diperbarui 06 Jul 2017, 21:01 WIB
Peter Thiel (Foto: Reuters).

Liputan6.com, New York - Miliarder pendiri Paypal, Peter Thiel mengeluarkan uang begitu banyak untuk mendanai sebuah eksperimen demi menghidupkan kembali hewan yang sudah punah. Miliarder ini dikabarkan merogoh kocek hingga US$ 100 ribu atau setara Rp 1,3 miliar untuk mendanai proyek yang dilakukan oleh peneliti dari Harvard.

Para peneliti dari Harvard tersebut percaya bisa menghidupkan kembali hewan zaman es berupa gajah raksasa bernama mammoth. Eksperimen tersebut dilakukan dengan memodifikasi gen gajah dan menyisipkan gen mammoth yang diekstrak dari fosil.

Kesepakatan ini dilakukan oleh Thiel saat sedang makan siang bersama dengan pimpinan eksperimen ini, Profesor George Church. Selain memilih untuk membangkitkan mammoth, Thiel juga dikabarkan menyumbang untuk keberlangsungan proyek robot dengan kecerdasan.

Jika eksperimen itu berhasil, maka akan memicu timbulnya kelahiran kembali berbagai makhluk yang telah mati. Hal itu dapat dilakukan hanya dengan menggunakan DNA makhluk tersebut.

"Tujuan kami adalah untuk menghasilkan embrio hybrid mammoth-gajah. Sebenarnya, itu akan lebih seperti gajah dengan sejumlah sifat mammoth. Kami belum sampai bagian itu. Namun hal tersebut bisa terjadi dalam beberapa tahun," ungkap Profesor George Church seperti dilansir dari Dailymail.co.uk, Kamis (6/7/2017)

Replika mammoth berbulu yang diduga menjadi santapan manusia Neanderthal. (Sumber The Guardian)

Sejak proyek itu dimulai sejak 2015, peneliti secara bertahap dapat menambah penyuntingan genom gajah dari 15 ke 45. Hal tersebut membuat peneliti dapat menambahkan lebih banyak fitur dari DNA mammoth dan membuat embrio yang merupakan gabungan dari dua hewan tersebut.

Peneliti menggunakan DNA mammoth yang ditemukan beku di Siberia selama ribuan tahun. Selama Zaman Es akhir, mammoth berbulu dipercaya berkeliaran di seluruh wilayah Eropa, Asia, Afrika dan Amerika Utara, kemudian menghilang sekitar 4.000 tahun lalu.

Hal ini terjadi akibat dari perubahan iklim dan perburuan yang dilakukan oleh manusia pada zaman itu.

Simak video menarik di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya