Hirotake Yano, Penjual Ikan yang Sukses Jadi Miliarder

Meski dahulu ia harus mencicipi pahit getirnya kehidupan, pria asal Jepang ini kini mampu menjadi salah satu orang terkaya dunia

oleh Vina A Muliana diperbarui 07 Jul 2017, 21:00 WIB
Hirotake Yano, Penjual Ikan Bangkrut yang Berubah Jadi Miliarder (bloomberg.com)

Liputan6.com, Tokyo - Kerja keras, pantang menyerah dan semangat untuk terus berjuang merupakan cikal bakal dari sebuah kesuksesan. Inilah yang dirasakan oleh miliarder dunia Hirotake Yano.

Meski dahulu harus mencicipi pahit getirnya kehidupan, pria asal Jepang ini sekarang mampu menjadi salah satu orang terkaya dunia dengan kekayaan mencapai US$ 1,6 miliar.

Perjalanan Yano menuju kursi miliarder bukanlah perkara yang mudah. Dilansir dari Bloomberg, Kamis (6/7/2017), sejak lulus dari bangku kuliah di Chuo University, Tokyo, Yano bekerja serabutan untuk menunjang hidupnya.

Pria ini bahkan pernah menjadi penjual ikan untuk membantu ayah mertuanya. Sayang, usaha yang dijalaninya itu harus terjerembab di lubang kebangkrutan.

Yano kemudian mencoba untuk mencari peruntungan di bisnis lain. Ia mulai menjajakan barang-barang rumah tangga yang dijual menggunakan truk.

Namun untuk menghemat waktu, Yano tidak menempel stiker harga di masing-masing barang, melainkan dia menjual barang tersebut dengan harga sama yaitu 100 yen per buah.

Tak disangka, konsep berjualannya ini ternyata sangat populer di tengah masyarakat Jepang. Pendapatan rata-rata penduduk Jepang yang stagnan serta perekonomian yang tidak juga berkembang pesat membuat banyak orang mencari barang dengan harga yang lebih terjangkau.

Alhasil, banyak dari mereka pun yang berbelanja di toko milik Yano yang diberi nama Daiso. Kini Daiso berkembang pesat menjadi toko ritel yang menjual lebih dari 70 ribu alat rumah tangga. Konsep satu harga yang ditawarkan sejak dulu pun tetap diterapkan hingga kini.

Sejak didirikan pada 1977, kesuksesan perusahaan ini terus menanjak. Tercatat, pada 2017 Daiso mampu membukukan keuntungan 6,3 persen. Keuntungan yang dapat didulang Daiso mencapai 429 miliar yen pada Maret 2017. Angka ini meningkat jauh dibanding tahun 1999 yang hanya mencapai 81,8 miliar yen.

Di Indonesia sendiri, perusahaan ini optimistis untuk melakukan ekspansi dan membuka beberapa cabang baru. Daiso sendiri menargetkan pertumbuhan penjualan sebesar 15 persen per tahunnya, seiring dengan meningkatnya minat masyarakat terhadap produk atau ornamen unik khas Jepang.

Saat ini Daiso Japan memiliki lebih dari 3.150 cabang di Jepang dan 1.800 cabang yang tersebar di 24 negara di seluruh dunia. Beberapa negara tersebut antara lain Singapura, Taiwan, Hong Kong, Korea Selatan, Thailand, Filipina, Indonesia, Vietnam, Kanada, UEA, Arab Saudi, Kuwait, Qatar, Bahrain, Oman, Macau, Malaysia, Selandia Baru, Rusia, Rumania, Australia, AS dan Meksiko.

Simak video menarik di bawah ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya