Liputan6.com, Jakarta Suhu udara yang panas dan tidak nyaman bisa membuat seseorang murung dan cenderung membuatnya tidak bersikap prososial.
"Suhu lingkungan mempengaruhi keadaan individu yang membentuk reaksi emosional dan perilaku," kata Liuba Belkin, asisten profesor di Lehigh University, Amerika Serikat.
Advertisement
Kesimpulan ini mengemuka setelah Belkin dan tim mengumpulkan data karyawan dari sebuah perusahaan ritel dan menganalisis perbedaan perilaku individu saat kondisi suhu panas versus normal.
Mereka menemukan, pegawai yang bekerja di lingkungan yang tidak nyaman (salah satunya karena suhu lingkungan panas) 50 persen lebih kecil kemungkinannya untuk terlibat dalam perilaku prososial, termasuk menjadi relawan dan memberikan saran.
Untuk bagian selanjutnya, para peneliti memilih mahasiswa dari jurusan manajemen, meminta mereka duduk di dalam ruangan dengan selisih suhu 15 persen.
Mereka menemukan, hanya 64 persen mahasiswa di dalam ruangan yang lebih panas yang setuju untuk menjawab setidaknya satu pertanyaan peneliti.
Bahkan orang-orang di ruangan yang lebih panas yang hanya menjawab, rata-rata, enam pertanyaan, atau enam kali lebih sedikit daripada pertanyaan yang dijawab oleh orang-orang di ruangan yang lebih dingin.
Sementara di ruang yang lebih dingin, sebanyak 95 persen mahasiswa menjawab pertanyaan peneliti. Demikian seperti dilansir Times of India. (Lia Wanadriani Santosa/Antara News)