Djarot: Kita Malah Lega Jika Ibu Kota Dipindah

Selain kajian mendalam, anggaran yang digunakan untuk pemindahan ibu kota juga tak sedikit dan butuh waktu panjang.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 05 Jul 2017, 11:19 WIB
Plt Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menghadiri sidang paripurna istimewa di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (31/5). DPRD DKI Jakarta mengusulkan kepada Kemendagri untuk mengangkat Djarot sebagai Gubernur DKI. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan, pemindahan ibu kota bukanlah hal sederhana dan dapat dilakukan dengan cepat.

"Memindahkan ibu kota itu bukan sekadar kantor pemerintahan, tetapi juga infrastruktur hardware, software brainware," kata Djarot di Balai Kota Jakarta, Rabu (5/7/2017).

"Butuh kajian mendalam dan tidak sesederhana seperti yang dibayangkan," ucap dia.

Selain kajian mendalam, anggaran yang digunakan pun tidak sedikit dan membutuhkan waktu panjang.

"Rencana itu bagus, tapi apa iya dalam waktu dekat bisa dipindah ke Palangkaraya. Kalau kami dari DKI siap-siap saja, tapi saya tidak yakin bisa dilakukan dalam waktu 1, 2, atau 3 tahun ini," ucap Djarot.

Selain itu, ucap Djarot, bila benar ibu kota dipindahkan, Pemprov DKI akan lega. Sebab, menurutnya, tidak semua menumpuk di Jakarta.

"Seumpama (pindah) kita justru malah lega, idealnya ibu kota negara fokus sebagai kota pemerintahan. Nah kan Jakarta itu kota segalanya ada, kota dagang, industri, kota pendidikan, wisata," kata Djarot.

Mantan Wali Kota Blitar itu mencontohkan Australia di mana ibu kota dan pusat bisnis di dua kota berbeda.

"Kalau lihat Australia ibu kota di Perth dan itu jauh dari Sydney yang sebagai kota dagang dan kota industri, tapi (Sydney) tidak untuk pelayanan pemerintah. Belanda itu bukan di Amsterdam tapi di Den Hag (ibu kotanya)," jelas Djarot.


Saksikan video di bawah ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya