Liputan6.com, Jakarta Belakangan ini mulai muncul tren menggunakan makeup permanen, seperti misalnya sulam alis atau tato bibir.
Melansir FoxNews berdasarkan penjelasan Dr. Manny Alvarez, menurut sebuah survei tahun 2014, wanita menghabiskan waktu sekitar 55 menit setiap hari untuk memoles diri--termasuk rutinitas memulas makeup.
Advertisement
Dan menurut video yang diluncurkan oleh Money, rata-rata wanita di AS menghabiskan uang sekitar $15.000 (200 juta rupiah) untuk kosmetik sepanjang hidupnya.
Inilah yang kemudian mendorong wanita dari berbagai kelompok usia untuk memanfaatkan pengeluaran mereka tadi untuk makeup permanen, seperti mentato bibir untuk menjadikannya lebih merah, mengimitasi garis mata, atau untuk membentuk alis.
Apa sebenarnya makeup permanen?
Makeup permanen, dikenal juga sebagai tato kosmetik, sebenarnya adalah prosedur yang sama dengan tato tradisional. Seorang teknisi menggunakan jarum untuk memasukkan pigmen ke dalam lapisan dermis kulit untuk mengubah penampilan atau warna kulit.
Perubahan paling umum yang sering dilakukan melalui prosedur ini adalah pada bibir, alis, dan mata untuk mengimitasi penampilan yang diberikan oleh lipstik, eyeshadow, eyeliner, dan pensil alis.
Advertisement
Amankah prosedur makeup permanen?
Secara umum, makeup permanen dianggap aman. Mereka memiliki risiko yang sama selayaknya tato.
Risiko yang paling serius adalah risiko infeksi akibat peralatan tato yang tidak dibersihkan secara sempurna.
Sebelum memutuskan untuk melakukan proses tato makeup permanen, pastikan tenaga profesional yang akan Anda pilih memiliki sertifikat dan berlisensi untuk melakukan prosedur tersebut.
Saat akan melakukan prosedur, Anda harus bisa mengecek dan melihat teknisi Anda membuka jarum baru yang masih steril. Dan pastikan dia menggunakan sarung tangan baru.