Liputan6.com, Jakarta - Nama Kota Palangkaraya kembali mencuat dalam berbagai pemberitaan. Ibu Kota Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) itu selalu muncul ketika wacana pemindahan Ibu Kota ramai dibicarakan.
Wacana pemindahan Ibu Kota RI kembali jadi perbincangan setelah Presiden Jokowi meminta Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas kembali mengkaji pemindahan ibu kota pemerintahan.
Advertisement
Rencana pemindahan Ibu Kota ke Palangkaraya ini memang bukan wacana baru. Wacana ini sudah ada sejak masa kepemimpinan Presiden pertama Sukarno, dan terus bergulir pada era pemerintahan Orde Baru, hingga pemerintahan Presiden Jokowi saat ini.
Dalam buku berjudul Sukarno dan Desain Rencana Ibu Kota RI di Palangkaraya yang ditulis oleh Wijanarka, Bung Karno menginginkan agar Palangkaraya nantinya menjadi model ibu kota Indonesia menggantikan Jakarta.
Sukarno menilai kuatnya potensi kota tersebut sebagai pusat pemerintahan pada masa mendatang seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk Jakarta. Sukarno, dalam buku tersebut, juga meramalkan pertumbuhan ekonomi dan populasi di Provinsi Jakarta dan Pulau Jawa tidak akan terkendali pada masa mendatang.
Berikut empat fakta Kota Palangkaraya yang menjadi calon ibu kota negara pengganti Jakarta:
Diresmikan Bung Karno
Melansir dari laman Palangkaraya.go.id, terbentuknya Provinsi Kalimantan Tengah ini melalui sebuah proses yang panjang sehingga mencapai puncaknya pada 23 Mei 1957 yang dikuatkan dengan Undang-Undang Darurat Nomor 10 Tahun 1957, tentang Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Tengah.
Sejak saat itulah, Provinsi Kalimantan Tengah resmi menjadi daerah otonom sekaligus sebagai hari jadi Provinsi Kalimantan Tengah.
Sementara itu, tiang pertama pembangunan Kota Palangkaraya pertama kali dicanangkan oleh Presiden pertama RI Sukarno pada 17 Juli 1957 dengan ditandai peresmian Monumen atau Tugu Ibu Kota Provinsi Kalimantan Tengah, Pahadut.
Pembangunan monumen itu pun mempunyai makna yang mendalam. Makna-makna tersebut seperti, angka 17 yang melambangkan hikmah Proklamasi Kemerdekaan RI. Tugu Api yang berarti api tidak kunjung padam, semangat kemerdekaan, dan membangun.
Pilar yang berjumlah 17 berarti senjata untuk berperang. Dan, juga Segi Lima Bentuk Tuga melambangkan Pancasila mengandung makna Ketuhanan Yang Maha Esa.
Advertisement
Kota Terluas di Indonesia
Kota Palangkaraya secara geografis terletak pada 113˚30`- 114˚07` Bujur Timur dan 1˚35`- 2˚24` Lintang Selatan, dengan luas wilayah 2.678,51 Km2 (267.851 Ha) dengan topografi terdiri dari tanah datar dan berbukit dengan kemiringan kurang dari 40%.
Wilayah Kota Palangkaraya terdiri dari lima kecamatan, yaitu Kecamatan Pahandut, Kecamatan Sabangau, Kecamatan Jekan Raya, Kecamatan Bukit Batu, dan Kecamatan Rakumpit dengan luas masing-masing 117,25Km2, 583,50 Km2, 352,62 Km2, 572,00 Km2 dan 1.053,14 Km2.
Dengan luas luas wilayah yang begitu besar ini, Palangkaraya disebut sebagai salah satu kota terluas di Indonesia selain Kota Dumai, Tidore Kepulauan, dan Sorong.
Sementara, jumlah penduduk Kota Palangkaraya tahun 2015 sebanyak 259.865 orang yang terdiri dari 132.980 orang laki-laki dan 126.885 orang perempuan.
Penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan Jekan Raya dengan 52% penduduk Kota Palangkaraya tinggal di kecamatan ini. Hal ini membuat Kecamatan Jekan Raya menjadi kecamatan terpadat di mana terdapat 349 orang setiap Km2.
Jumlah rumah tangga di Kota Palangkaraya tahun 2015 sebanyak 68.469 rumah tangga di mana tiap rumah tangga mempunyai rata-rata anggota rumah tangga sebanyak tiga hingga empat orang.
Wisata Alam Menarik
Kota Palangkaraya mempunyai beberapa destinasi wisata menarik. Kota yang dilewati sungai besar ini punya banyak destinasi wisata alam. Salah satunya Sungai Kayahan. Di bantaran sungai itu sedikitnya ada belasan perahu wisata berkapasitas 10 orang, juga Kapal Motor Lasang Teras Garu yang lebih besar.
Perahu wisata juga akan mengantarkan wisatawan ke beberapa lokasi menarik di sekitar sungai. Salah satunya adalah lokasi pertapaan pahlawan nasional asal Kalteng, Tjilik Riwut.
Selain Sungai Kayahan, wisata sejarah seperti Tugu Proklamator Bung Karno juga cukup menarik perhatian para wisatawan. Tugu yang juga merupakan Tugu Peringatan Provinsi Kalteng ini berada sekitar 300 meter dari kawasan Flamboyan.
Tugu Sukarno ini merupakan tempat presiden pertama Republik Indonesia meresmikan tiang pertama pembangunan Kota Palangkaraya, yaitu pada 17 Juli 1957. Kawasan tugu ini berbentuk seperti taman kota, dengan monumen-monumen tiang pembangunan dan patung Ir Sukarno.
Letaknya yang berada di sisi Sungai Kahayan membuat taman kota ini menjadi salah satu spot terbaik untuk menikmati senja dengan pemandangan Jembatan Kahayan. Ada pula Taman Nasional Sebangau yang posisinya di antara Sungai Sebangau dan Sungai Katingan.
Secara administratif, Taman Nasional Sebangau terletak di Kabupaten Katingan, Kabupaten Pulang Pisau, dan Kota Palangkaraya di Provinsi Kalimantan Tengah.
Taman Nasional (TN) ini merupakan habitat asli orang utan dan suasananya masih alami. Luasnya yang mencapai 568.700 hektare membuat TN ini menjadi tempat hidup bagi 808 jenis tumbuhan, 15 jenis mamalia, 182 jenis burung, dan 54 jenis ular.
Meski begitu, TN ini tak hanya sebagai kawasan konservasi, tetapi terbuka juga untuk wisatawan yang ingin menjelajah keanekaragaman ekosistemnya.
Advertisement
Kaya Potensi Alam
Dengan luas wilayah yang cukup besar, Palangkaraya mempunyai potensi kekayaan alam yang cukup besar. Sektor kehutanan, perkebunan, pertanian tanaman pangan, perikanan, peternakan, industri, hingga pariwisata menjadi andalan pemerintah setempat.
Untuk kehutanan misalnya, Palangkaraya memiliki potensi di industri pengolahan kayu dan bukan kayu seperti tanaman gaharu dan lebah madu. Untuk perkebunan, mayoritas di Palangkaraya adalah kebun karet, disusul sawit, kelapa, dan jambu mete.
Di sektor pertanian, di antaranya tanaman padi gogo dan palawija. Untuk peternakan, ada ternak babi, ayam buras, bebek, sapi potong, hingga kambing. Palangkaraya juga memiliki potensi di bidang perikanan, terutama budi daya ikan dalam karamba dan karamba jaring apung, serta lahan darat untuk budi daya ikan. Jenis ikan yang dibudidayakan di antaranya patin, nila, gurame, bawal, betok, lele, dan lainnya.
Industri besar seperti pabrik karet hingga industri kecil menengah seperti kerajinan anyaman rotan, benang bintik, batu permata, hingga furnitur dan pangan olahan. Tercatat pada 2014, ada 264 koperasi dengan jumlah anggota 31.554 dan 9.083 usaha kecil dan menengah di Palangkaraya. Kota Palangkaraya juga memiliki potensi wisata seperti perahu wisata susur sungai.