Kasur-Kasur Pasir Berkhasiat di Sumenep Madura

Masyarakat Sumenep masih merawat tradisi tidur di kasur pasir.

oleh Mohamad Fahrul diperbarui 06 Jul 2017, 03:03 WIB
Kasur pasir itu merupakan warisan dari nenek moyang warga Sumenep yang berusia ratusan tahun. (Liputan6.com/Mohamad Fahrul)

Liputan6.com, Sumenep - Jika warga perkotaan menggunakan kasur pegas untuk alas tidur, tidak demikian dengan warga Dusun Pesisir, Desa Legung Timur, Kecamatan Batang-Batang, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. Mereka justru memilih kasur pasir sebagai tempat tidur.

Kebiasaan tidur beralaskan pasir itu dilakukan warga desa yang berada di ujung Pulau Garam itu. Kebiasaan itu merupakan warisan turun temurun dari nenek moyang yang diyakini sudah berusia ratusan tahun.

"Kebiasaan unik ini merupakan peninggalan nenek moyang kita yang hingga kini tetap dijaga oleh masyarakat, makanya tidak punah dan belum terpengaruh kebiasaan baru di era modern," kata Miftahul Ulum (24), salah satu warga Desa Legung Timur, Kecamatan Batang-Batang, Selasa, 4 Juli 2017.

Sebagian masyarakat di desa lain menganggap pasir hanya dapat mengotori dan mengurangi keindahan lingkungan pemukiman. Tapi bagi masyarakat yang tinggal di kampung, kasur pasir memiliki manfaat yang jarang dirasakan warga lain.

Maka itu, warga desa menyisakan ruang khusus agar bisa beristirahat di atas pasir, apakah itu berupa kamar, halaman, atau teras rumah.

"Meskipun rumah mewah, pasti ada satu tempat yang berisi pasir. Jadi, seluruh rumah yang ada di desa ini dapat dipastikan ada pasirnya, sehingga pemilik rumah seringkali tidur di kasur pasir tersebut," kata Miftah kepada Liputan6.com.

Miftah mengatakan, kebiasaan tidur maupun beraktivitas di atas pasir berawal saat masyarakat tempo dulu yang mayoritas nelayan beristirahat di pasir pinggir pantai. Mereka ternyata merasa nyaman dan nyenyak ketika tidur.

Kebiasaan nelayan itu kemudian ditularkan kepada keluarganya. Merasakan sugesti yang sama, keluarga nelayan lalu ikut-ikutan membuat tempat khusus pasir sebagai agar bisa menikmati kehangatan beristirahat di atas pasir.  

"Pasir yang diangkut ke rumah itu sudah dibersihkan agar tidak ada kotoran sama sekali. Jadi, tidak jijik ketika tidur di atas pasir yang dijadikan kasur tersebut," ucap dia.  

Perasaan saat tidur di atas kasur pasir menyenangkan. Kasus pasir bisa memberikan kehangatan jika cuaca sedang dingin, tetapi sebaliknya terasa dingin jika suasana sedang panas.
 
"Masyarakat di sini meyakini jika tidur di atas pasir, tidak mudah terserang penyakit, karena biasanya bangun tidur kesemutan. Jika tidur di atas pasir tidak kesemutan. Makanya kebiasaan unik ini tidak mudah hilang begitu saja, karena masyarakat sudah menikmati manfaatnya," katanya.

Kebiasaan unik warga di kampung pasir membuat sebagian orang penasaran untuk mendatangi dan menikmati senangnya beraktivitas di atas kasur pasir. Wisatawan lokal maupun luar daerah seringkali datang berkunjung untuk melihat langsung aktivitas masyarakat yang berada di wilayah pesisir utara Kota Sumekar tersebut.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya