Liputan6.com, London - Putra tertua Perdana Menteri Inggris kala itu, Tony Blair harus berurusan dengan hukum. Euan Blair ditangkap pihak berwenang usai mabuk berat.
Kepolisian Inggris menemukan pemuda yang saat itu berusia 16 tahun sedang terbaring tak berdaya di Leicester Square pada 6 Juli 2000.
Diduga, Euan mabuk usai berpesta dengan teman-temannya. Mereka pesta alkohol untuk merayakan berakhirnya ujian sekolah.
Euan diketahui beberapa kali muntah-muntah. Kondisi badannya pun sangat lemah akibat terlalu banyak menenggak minuman keras.
Saat paramedis datang dan memeriksa kondisinya, diketahui Euan tidak butuh perawatan lebih lanjut. Namun, pemuda tersebut oleh aparat keamanan sempat digelandang ke kantor polisi terdekat untuk dimintai keterangan.
Saat diperiksa, Euan mengaku sebagai Euan John dan bukan putra dari PM Inggris. Ia pun mencoba mengelabui petugas dengan mengatakan umurnya 18 tahun.
Setelah diperiksa, akhirnya pihak kepolisian memastikan pemuda yang mereka tangkap adalah Euan Blair, putra tertua dari PM Tony Blair.
Baca Juga
Advertisement
Akibat peristiwa ini, Tony yang sedang berlibur di Portugal terpaksa pulang ke Inggris lebih cepat. Ia pun menggelar konferensi pers khusus terkait masalah penangkapan anaknya.
"Menjadi PM adalah pekerjaan berat, tapi saya selalu berpikir menjadi orang tuaitu lebih menantang," sebut Blair seperti dikutip dari BBC History, Kamis (5/7/2017).
Dalam kesempatan tersebut, Euan mengaku menyesal karena mabuk-mabukan. Bukan cuma itu, dia pun mengaku bersalah karena telah memberikan keterangan palsu.
Insiden ini merupakan salah ujian berat dalam masa pemerintahan Blair. Terutama soal kebijakan apa yang tepat untuk menghukum bagi para pemabuk di muka publik.
Selain itu, keluarga Blair mendapat kritikan tajam dari masyarakat Inggris. Mayoritas kritikan menyebut, Blair tidak bisa mepertahankan reputasi sebagai orangtua yang baik dalam menjaga anaknya.
Momen lain pada 6 Juli 1957 adalah saat petenis Althea Gibson mencatatkan diri sebagain keturunan Afrika Amerika pertama yang memenangkan turnamen Wimbledon.
Sementara, mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Ronald Reagan mungkin akan terus mengenang 6 Juli 1921 sebagai peringatan spesial. Karena hari itu bertepatan dengan hari lahir sang istri, Nancy Reagan.