Liputan6.com, Jakarta - Kedutaan Besar Republik Indonesia di Moskow Rusia, akan menyelenggarakan Festival Indonesia pada 4 - 6 Agustus 2017. Dikemas sebagai pameran kebudayaan, perhelatan itu memiliki tujuan penting, yakni sebagai upaya untuk meningkatkan relasi perdagangan dan ekonomi antara kedua negara.
"Selain pamer budaya, kita juga berdagang di sana. Kemasannya sengaja dibuat sebagai pameran kebudayaan, mengingat masyarakat di sana itu penyuka kebudayaan asing dan eksotis, seperti Indonesia. Ini konsep Festival Indonesia 2017, sama seperti tahun lalu," kata Duta Besar RI untuk Rusia Wahid Supriyadi di Kementerian Luar Negeri, Rabu (5/7/2017).
Baca Juga
Advertisement
Sejak 2016, Festival Indonesia dimanfaatkan oleh KBRI Moskow dan sejumlah entitas pemerintahan RI sebagai ranah untuk melaksanakan diplomasi perdagangan serta ekonomi.
Dan bagi Dubes Wahid, kondisi bilateral Indonesia - Rusia, khususnya di sektor perdagangan, mengalami kenaikan, pasca-satu tahun penyelenggaraan festival yang berhasil menarik 68.000 pengunjung lokal pada 2016 lalu.
"Tahun lalu, sejak FI 2016 dilaksanakan, nilai perdagangan antara Indonesia dengan Rusia meningkat 33,5 persen atau naik menjadi US$ 2,6 milliar. Ekspor kita juga naik sekitar 49 persen, dan kita surplus sekitar US$ 1,8 miliar. Segala kenaikan itu terjadi setelah Festival Indonesia 2016 selesai dilaksanakan," jelas Dubes Wahid memaparkan dampak positif Festival Indonesia 2016 bagi neraca perdagangan Tanah Air.
Ekspor tertinggi Indonesia ke Rusia adalah produk machinery (mesin) serta peralatan laboratorium dan pabrik. Pada 2016, nilai ekspor barang-barang tersebut dari Indonesia ke Rusia sebesar US$ 669.203. Angka itu mengalami kenaikan drastis, mengingat pada 2015, nilai ekspor produk tersebut hanya sebesar US$ 1.534.
Diprediksi, nilai ekspor produk machinery (mesin), peralatan laboratorium, dan pabrik akan kembali mengalami peningkatan pada penghujung 2017 hingga 2018.
"Memang banyak dari ekspor tersebut yang sifatnya komoditas, namun beberapa seperti produk mesin dan alat-alat listrik itu, cukup membanggakan bagi status ekspor Indonesia ke Rusia, karena nilai jualnya tinggi, nilai ekspornya tinggi, dan berpotensi terus meningkat," jelas Wahid Supriyadi.
Sementara itu, ekspor kedua tertinggi Indonesia ke Rusia adalah minyak kelapa sawit dan hasil olahan serta turunannya. Bagi Dubes Wahid, ekspor produk minyak kelapa sawit dari Indonesia ke Rusia memiliki potensi yang sangat besar.
Pada 2016, nilai ekspor kelapa sawit Indonesia ke Rusia mencapai US$ 512.931.
"Beberapa waktu lalu saya berbicara dengan perwakilan komunitas pengusaha kelapa sawit, perwakilan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), dan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI). Kami sepakat bahwa produk minyak kelapa sawit yang diekspor Indonesia ke Rusia itu potensinya besar dan kenaikannya cukup lumayan, rata-rata di atas 20 persen pertahun-nya," ujar pria yang pernah menjabat sebagai duta besar RI untuk Uni Emirat Arab itu.
Namun, meski berstatus sebagai produsen hasil olahan kelapa sawit terbesar di dunia --dengan produksi CPO (crude palm oil) mencapai 29,34 juta ton pada 2015--, akan tetapi nilai ekspor Indonesia ke kawasan Eropa mengalami penurunan dalam beberapa waktu terakhir.
Ini disebabkan oleh kampanye hitam di Benua Biru yang menyatakan bahwa produk olahan CPO Indonesia dinilai membahayakan. Dan Dubes Wahid ingin memanfaatkan momentum Festival Indonesia 2017 di Moskow nanti untuk kembali mengharumkan nama produk sawit Tanah Air.
"Lewat sejumlah kegiatan pra-acara, kita bersama komunitas kelapa sawit Indonesia, ingin mengkampanyekan bersama produk andalan ekspor Tanah Air di kawasan Eropa, yang sempat lesu setelah isu kampanye hitam lalu. Meski nilai ekspor sawit kita ke Rusia tidak terlalu berdampak, harapannya kampanye tersebut dapat meningkatkan neraca perdagangan di sektor itu," ujar Dubes Wahid.
Selain machinery dan minyak kelapa sawit, komoditas seperti kopra, biji dan minyak palem, karet alam, getah perca, karet dan produk turunannya, industri olahan kulit, kopi, serta sepatu, merupakan barang ekspor unggulan Indonesia ke Rusia.
Dubes Wahid yakin bahwa FI 2017 --yang ditargetkan menarik sekitar 100.000 pengunjung warga lokal-- mampu mendongkrak kunjungan turis Rusia ke Indonesia. Kepercayaan diri tersebut muncul, setelah sang duta besar mengetahui bahwa angka turisme Negeri Beruang Merah ke Tanah Air mengalami peningkatan sejak setahun FI 2016 diselenggarakan.
"Target 2016 adalah 75.000 turis Rusia ke Indonesia, dan kita bisa melewati target itu hingga 80.000-an setelah FI 2016 terlaksana. Dan untuk target 2017 adalah 100.000 turis Rusia. Hingga April 2017, angka turis Rusia ke Indonesia sudah 45.000," ujar Wahid.
Dengan dukungan dari Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pariwisata, Kementerian Perdagangan, dan sejumlah entitas bisnis, Festival Indonesia 2017 yang bertajuk 'Visit Wonderful Indonesia - Enjoy it's Diversity', akan diselenggarakan pada 4 - 6 Agustus 2017 di Hermitage Garden, Moskow.
Seperti edisi tahun lalu, perhelatan itu diisi sejumlah pameran produk ekspor serta potensi turisme Tanah Air. Kegiatan itu juga akan diisi dengan pameran kebudayaan dan kuliner Indonesia yang berfokus pada potensi usaha kecil-menengah (UKM) serta daerah.
Saksikan juga video berikut ini