Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah aksi teror terhadap anggota kepolisian kembali terjadi belakangan ini. Dalam beberapa pekan terakhir, tercatat sudah tiga kali Korps Bhayangkara diserang dan diteror orang yang diduga kelompok teror ISIS.
Di antaranya penyerangan di Mapolda Sumatera Utara dan Masjid Falatehan dekat Mabes Polri dan teror bendera ISIS di Mapolsek Kebayoran Lama. Para pelaku penyerangan dan teror itu lone wolf atau pelaku tunggal.
Advertisement
Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Martinus Sitompul mengaku belum memiliki data terkait orang-orang yang diduga akan melancarkan aksi teror dengan modus lone wolf ini.
"Istilah Pak Kapolri itu adalah Leaderless atau mereka yang lone wolf ini yang belum kita miliki datanya," kata Martinus di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Rabu (5/7/2017).
Dia mengatakan, sebenarnya, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri memiliki data orang-orang yang diduga berafiliasi dengan ISIS. Termasuk yang kini berada di Suriah.
Ketika kembali ke Indonesia, sambung Martinus, mereka kerap menyebarkan paham radikal ke orang-orang baru. Alhasil, orang-orang baru ini, belum terdeteksi kepolisian.
"Termasuk mereka-mereka yang belajar (terkena paham radikal) sendiri ya," ucap Martinus.
Meski demikian, Martinus mengaku pihaknya tetap melakukan pencegahan terhadap orang-orang yang akan melakukan aksi teror yaitu dengan penegakan hukum.
"Yang disampaikan oleh Pak Kapolri juga prevention strike. Jadi kita melakukan penegakan hukum untuk mencegah," terang Martinus.
Saksikan video menarik di bawah ini: