Dirut Pindad Abraham Mose: Kemenangan TNI Berdampak Besar...

Kemenangan TNI ini membuka jalan buat Pindad untuk semakin menguasai bisnis teknologi pertahanan.

oleh Ilyas Istianur PradityaRiki DhanuGde Dharma Gita Diyaksa diperbarui 06 Jul 2017, 18:36 WIB
Direktur Utama PT Pindad, Abraham Moses (Liputan6.com/Mochamad Khdafi)

Liputan6.com, Jakarta - Pasukan TNI kembali menorehkan prestasi di dunia internasional. Prajurit dari TNI Angkatan Darat menjadi juara umum dalam Australian Army of Skill Arms at Meeting (AASAM) 2017 di Australia, Mei 2017.

Kemenangan tersebut tak hanya menjadi kebanggaan buat TNI. Tapi juga buat PT Pindad. BUMN yang mengkhususkan diri dalam industri teknologi pertahanan ini secara tak langsung terlibat dalam kemenangan TNI.

Ini karena senjata yang digunakan prajurit TNI merupakan bikinan Pindad. “Makanya, saya berterima kasih ke TNI,” ujar Direktur Utama PT Abraham Mose.

Abraham, yang belum genap setahun menggantikan Silmy Karim, menilai kemenangan TNI ini melempangkan jalan buat Pindad menguasai bisnis teknologi pertahanan. Bagi Abraham, target ini bukan sesuatu yang mustahil dicapai.

Pertengahan Juni 2017, Abraham menerima kunjungan Liputan6.com di kantor PT Pindad, kawasan Kiara Condong, Kota Bandung, Jawa Barat.

 


Produk Utama Pindad

TNI menang di AASAM 2017 dan mereka menggunakan senjata Pindad. Apa pengaruhnya?

Prajurit kita menggunakan senjata dan pistol dari Pindad. Ini yang ke-10 kalinya, Indonesia memenangkan turnamen ini. Ini secara tidak langsung menjadi strategi mengenalkan produk Pindad keluar negeri. Sebab, setelah itu, negara itu (saingan TNI di AASAM 2017, red.) datang ke Pindad.

Berarti berdampak besar?

Dampaknya sangat besar, makanya saya berterima kasih ke TNI. Ini jadi strategi kami, spread the wing untuk menguasai pasar di bidang industri pertahanan.

Apa sih produk terlaris dari Pindad?

Yang terlaris itu amunisi. Kemudian senjata dan pistol. Tapi kalau bicara produk paling laris, sudah pasti SS2 dan SS1.

Kenapa bisa laris?

Kalau bicara teknologi, kurang lebih sama. Kalau bicara material, saat ini kita juga masih beli material dari luar negeri. Mungkin dari sisi desain.

Desainnya bagaimana?

Karakteristiknya kami sesuaikan dengan karakteristik pengguna dan iklim di Indonesia. Kami selalu berdiskusi dengan pengguna, dalam hal ini TNI. Mereka yang tahu karakteristik yang mereka butuhkan untuk bertempur.

 

Infografis Produk Senjata PT Pindad (Liputan6.com/Abdillah)

Apakah ada produk Pindad, tapi tidak dibuat negara lain?

Banyak. Panser dan tank untuk gurun. 

Itu kan bukan spesifikasi utama Pindad?

Spesifikasi kami tidak ke arah sana, tapi bukan berarti kita tidak bisa. Saat ini, kami inovasi atas permintaan mereka.

Cuma untuk gurun?

Ada tank boat. Itu produk Pindad yang khusus digunakan di kawasan perairan Indonesia.

Tank boat bisa dimodifikasi juga?

Ada permintaan dari Timur tengah untuk bekerja sama mengembangkan produk tank boat Tentunya menyesuaikan karakteristik negara di sana.


Target Utama Pindad

Dengan kata lain, kemenangan ini jadi cara Pindad untuk menguasai bisnis teknologi militer?

Kami berpatokan ke visi Pindad. Di 2023, kami menjadi industri yang unggul dan industri yang terbesar di Asia dalam bidang industri pertahanan.

Memang mungkin?

Ini sangat mungkin. Kalau kita berbicara Pindad, perusahaan ini ada sejak 1808. Jadi kalau bicara penguasaan teknologi, bicara profesionalisme, bicara keahlian untuk memproduksi senjata, rasanya dengan waktu yang panjang itu kita sudah kuasai. 

Sejauh ini Pindad sudah cukup menguasai industri pertahanan?

Tidak serta merta. Kami harus punya strategi. Strateginya adalah dengan melakukan dua pendekatan. Pertama, terus berinovasi secara internal. Sisi lain strategi kita adalah melakukan ekspansi pasar, dengan melakukan strategic partnership.

Infografis Profil Pindad (Liputan6.com/Abdillah)

Inovasinya dengan menghasilkan produk baru?

Ini sudah menjadi KPI kami sebagai BUMN. Minimal dua produk inovatif yang harus kita luncurkan. Tahun ini kami punya rencana (produk baru) di bawah 10 produk 

Apa saja produk baru Pindad?

Di Industri pertahanan kita akan launching produk baru kita, yang disebut senjata serbu bawah air, sniper yang baru, kemudian ada pistol. Kalau pistol dan senjata mungkin ada empat atau lima buah. Jadi kurang lebih ada sembilan produk inovatif.

Kalau untuk bidang industrial, produk-produk Alsintani, yang kemarin di Aceh dalam pameran pertanian.

Kalau bicara peminat, siapa peminat Pindad?

Kalau berminat yang membeli produk Pindad sudah banyak. Dari Timur Tengah, Eropa, kemudian dari Australia, dan lain-lain. Tentunya, kami tetap melihat, bagaimana regulasi. Kami juga harus mengutamakan keunggulan dalam negeri.


Pasar Produk Pindad 

Memang target market-nya ke mana saja?

Saat ini, market yang menjadi sasaran adalah Timur Tengah, sebagian dari Asia Tenggara. Itu sudah ada beberapa kontak. Mudah-mudahan tahun ini juga akan punya kontrak untuk ekspor amunisi ke beberapa negara di Asia Tenggara dan Timur tengah.

Pasti ada saingan?

Ada. Tapi kami punya strategi. Karena industri pertahanan itu segmen tersendiri. Hanya beberapa industri pertahanan yang punya kemampuan unggul.

Sehingga kami memilih melakukan strategic partnership dengan beberapa negara dan vendor yang unggul. 

Yang jadi partner?

Mereka tahu Indonesia punya kemampuan. Karena kami juga butuh beberapa material dari mereka, butuh teknologi bahan dari mereka.

Konkretnya seperti apa?

Misalnya konsep joint marketing dan joint production. Itu sudah berjalan. Salah satunya dalam waktu dekat kami akan kerja sama membangun munisi di Turen (Malang).

Infografis Alusista Rancangan PT Pindad (Liputan6.com/Abdillah)

Selain itu?

Kami akan kerja sama, mungkin senjatanya merek Pindad dan kami bisa menjual produk itu di luar.

Negara mana saja yang mau kerja sama?

Beberapa negara di kawasan Timur Tengah.

Apa sih hambatan Pindad?

Untuk memasarkan produk pertahanan, ada satu regulasi yang kita sadari kita tidak bisa melanggar. Karena ini bicara ujung-ujungnya kedaulatan negara. Sehingga apapun kita harus izin dulu jika kita akan ada kerja sama atau penjualan produk.

Tapi sudah ada solusi?

Dengan melakukan strategic partnership itu, kami bisa menjual produk di dalam negeri, kami juga bisa menjual ke luar negeri dan ini sudah berjalan.

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya