Ibu Kota di Palangkaraya Masih Isu, Jangan Jual Tanah Dulu

Palangkaraya baru sebatas isu jadi calon ibu kota. Spekulan tanah sudah bergerak cepat cari untung besar.

oleh Rajana K diperbarui 07 Jul 2017, 07:01 WIB
Pemerintah mengkaji pemindahan Ibu Kota pemerintahan dari Jakarta. Salah satunya ke Palangka Raya, Kalimatan Tengah. (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Palangka Raya - Pemerintah tengah menggodok sejumlah kajian dan pertimbangan terkait dengan rencana pemindahan ibu kota dari Jakarta. Beberapa kota di Indonesia masuk daftar sebagai calon ibu kota. Salah satunya Palangkaraya di Kalimantan Tengah (Kalteng). 

Menguatnya isu Palangkaraya sebagai salah satu kandidat ibu kota negara ternyata membuat para spekulan dan pemodal di Kalteng bergerak untuk menangguk untung dari bisnis jual beli tanah di tanah Dayak ini.

Akibatnya, saat ini harga tanah di Palangkaraya dan sekitarnya mulai melonjak tajam. Kondisi ini tentu sangat mengkhawatirkan, mengingat masyarakat nanti akan tergiur dan buru-buru menjual tanah.

"Saya minta masyarakat untuk tidak menjual tanah mereka berkaitan dengan adanya wacana pemindahan ibu kota," ujar Gubernur Kalteng Sugianto Sabran di Istana Iseng Mulang Rumah Jabatan Gubernur Kalteng, Rabu, 6 Juli 2017.

Kondisi ini menurut dia harus disikapi dengan bijaksana. Jangan sampai seperti masyarakat Jakarta yang banyak tak lagi memiliki tanah karena sudah dijual.

"Saya minta jangan buru-buru dijual, ditahan dululah, tapi kalau harganya cocoknya ya silakan dijual," ujarnya.

Ketika ditanyai mengenai rencana pemindahan ibu kota, gubernur yang baru saja merayakan ulang tahunnya​ ke-44 itu ogah menanggapi. Yang jelas, keputusan pemindahan ibu kota merupakan ranah Presiden Joko Widodo.

"Saya tidak ada komentar. Tapi begini, intinya gubernur itu tak akan mendahului pimpinan tertinggi, yaitu Presiden. Kalau Bapak Presiden sudah beri petunjuk baru kami akan berikan komentar," ujarnya singkat.

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya