Liputan6.com, Wonogiri - Kesenian badut atau yang lebih dikenal dengan nama badutan di Wonogiri, Jawa Tengah, terancam punah. Kesenian ini dimainkan oleh dua penari sekaligus penyanyi, serta dua lelaki yang berperan sebagai pelawak.
Seperti ditayangkan Fokus Malam Indosiar, Jumat (7/7/2017), penampilan seni badut ini diiringi dengan musik karawitan serta tarian dua orang perempuan.
Advertisement
Lawakan atau komedi yang dimainkan badut terbagi dua, yakni kelucuan gerak tubuh dan dialog. Sehingga atraksi para badutan ini tak jarang mengundang gelak tawa dari warga yang menonton penampilan mereka.
Kesenian badut ini lahir di tengah perjuangan Raden Mas Said atau Pangeran Sambernyowo. Pentas tari yang merupakan perpaduan tarian dan lawak sebagai hiburan ketika pangeran Sambernyowo lolos dari kejaran tentara Belanda.
Oleh Raden Mas Said atau Pangeran Samber Nyowo, pentas tari yang dipadukan dengan lawakan atau dagelan ini disebut kesenian badut.
Para pelaku seni badutan kini prihatin, karena tidak terjadi regenarasi. Mereka berharap Pemkab Wonogiri dapat memberi ruang terhadap para pelaku seni badut agar kesenian ini tetap lestari dan menjadi salah satu kekayaan seni budaya.