Liputan6.com, Cilacap - Kapolres Cilacap, AKBP Yudho Hermanto mengatakan, tulisan dengan gaya yang mirip dengan pesan yang ada di lokasi ledakan Kantor Urusan Agama (KUA) pernah ditemukan di Cilacap pada 2015.
Tulisan itu ditemukan di sebuah Masjid di Kecamatan Gandrungmangu. "Tentu semuanya masih didalami. Memang ada (tulisan) itu," kata dia, di lokasi ledakan KUA Sidareja, Kamis, 6 Juli 2017.
Namun, Yudho mengatakan, bukan berarti pengirim pesan, yang menunjukkan kekecewaannya dengan bahasa cabul itu, adalah orang yang sama.
"Sudah, sudah kita dalami juga. Kita kaitkan dengan kejadian tersebut. Dan kita cari, siapa yang mungkin mencari pesan tersebut. Tapi bukan berarti sama," beber dia.
Meski begitu, Yudho menjelaskan, bukan berarti pula pengirim pesan adalah pelaku peledakan di KUA Cilacap. Namun, indikasinya memang mengarah ke situ.
"Bisa juga waktunya bersamaan. Itu masih didalami," ujar dia.
Dalam pesan yang ditinggalkan itu, pengirim menghujat seorang kiai bernama Kiai Sanadi. Selain itu, ia juga menghujat kaum beragama yang menurut dia tak sesuai dengan moral. Dalam pesan yang ditemukan di KUA Sidareja, terdapat pula gambar seseorang dengan atribut tertentu menunjuk ke gambar kemaluan seorang perempuan.
Pesan dalam kain itu juga menyinggung soal etika moral Islam yang dibumbui kata-kata cabul dalam bahasa jawa. Ada juga penyebutan kalimat tauhid yang ditulis dengan aksara Latin.
Informasi yang diperoleh, berbeda dengan pesan yang ditinggalkan di lokasi ledakan KUA Cilacap, yang terbuat dari kain, pesan serupa di masjid Gandungmangu menggunakan media kertas ukuran A3, atau dalam bahasa masyarakat lokal, disebut kertas manila. Namun belum diperoleh detail isinya.
Advertisement
Saksikan video menarik di bawah ini: