Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah melalui Bappenas tengah membahas wacana pemindahan ibu kota ke Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Skema pendanaan disebut akan selesai 2017.
Terkait hal tersebut, Ketua Dewan Adat Dayak Kalimantan Tengah, Agustiar Sabran, mengapresiasi rencana pemerintah pusat. Namun, dia mengingatkan pemerintah untuk menjaga kearifan lokal.
Advertisement
"Jangan hanya pembangunan infrastruktur fisik saja yang diperhatikan. Infrastruktur sosial dan kearifan lokal juga harus diperhatikan. Hal ini penting agar budaya Dayak tetap terjaga. Dayak harus tetap menjadi tuan di Kalimantan," ucap dia dalam keterangannya, Jumat (7/7/2017).
Agustiar mengutarakan hal tersebut agar pemerintah bisa lebih menjaga adat yang ada. Selain itu, ia melihat bagaimana nasib budaya Betawi di DKI Jakarta.
"Kekhawatiran tersebut muncul melihat budaya Betawi dan masyarakatnya yang kalah terpinggirkan di Jakarta. Betawi tidak lagi menjadi identitas utama di Jakarta," kata dia.
Agustiar menuturkan, hal ini bukanlah menolak adanya pemindahan Ibu Kota. Akan tetapi, ia mengingatkan pemerintah untuk menjaga kebudayaan lokal.
"Dayak adalah budaya yang ramah, masyarakatnya ramah dan penuh toleransi antarumat beragama. Cantik kotanya, tapi urbanisasi ibu kota dapat mengancam identitas Dayak itu sendiri," jelas dia.
Untuk itu, Agustiar mengingatkan, pentingnya menjaga budaya sendiri, yang didukung pemerintah pusat.
"Untuk itu, saya mengajak masyarakat Dayak untuk bersama-sama mempersiapkan diri menyambut rencana pemindahan Ibu Kota dengan memperkuat fondasi asli Dayak. Mari perkuat budaya Dayak menyambut urbanisasi Ibu Kota," pungkas Agustiar.
Saksikan video menarik di bawah ini: