Sri Mulyani Ingatkan Menteri Rini, Soal Apa?

Menteri BUMI Rini Soemarno menuturkan, BUMN juga harus memberi pelayanan terbaik ke masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 07 Jul 2017, 13:05 WIB
Menteri BUMN Rini Soemarno memberi sambutan saat menghadiri perjanjian kerjasama di Jakarta, Selasa (20/6). Rini menekankan, kerjasama ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing perusahaan Indonesia, khususnya BUMN. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati selalu mengingatkan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno, untuk memacu penyerapan belanja modal (capital expenditure/capex). Alasannya, penyerapan belanja modal dari perusahaan-perusahaan pelat merah kurang dari target sehingga berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

"Saya selalu bicara dengan Bu Menkeu atau dengan Pak Presiden. Menkeu selalu menekankan ke saya, capex masih belum sampai lho, belum tinggi lho. Kalau tidak sampai, pertumbuhan ekonomi kita tidak sampai," ujar Rini di kantornya, Jakarta, Jumat (7/7/2017).

Rini Soemarno menyatakan, BUMN saat ini tidak hanya berkewajiban menyetor dividen dan pajak ke pemerintah, tapi juga mengembangkan usaha BUMN sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa tumbuh lebih positif.

"Jadi kalau perekonomian Indonesia ini tidak tumbuh secara positif, kita bisa disalahin. Itu yang saya peringatkan kepada direksi BUMN dan Eselon I Kementerian BUMN karena kita memiliki fungsi yang lebih besar," tutur dia.

Fungsi itu, kata Rini, berkontribusi kepada masyarakat secara nyata dengan meningkatkan peran aktif BUMN guna mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah masing-masing.

"Fungsi kita bukan hanya mencatat keuntungan dan meningkatkan aset, tapi bagaimana kita bisa memberi pelayanan terbaik ke masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi," ia menuturkan.

Untuk diketahui, belanja modal BUMN pada tahun ini ditargetkan Rp 468 triliun atau naik 57 persen dibanding tahun lalu. Sementara pembayaran pajak BUMN dipatok Rp 165 triliun pada 2017 atau turun dari tahun lalu sebesar Rp 167 triliun. Sementara target dividen naik 10,8 persen menjadi Rp 41 triliun pada 2017.

 

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

 

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya