Perusahaan Wearable Jawbone Gulung Tikar

Perusahaann Jawbone dilaporkan gulung tikar dan kini tengah melalui proses likuidasi.

oleh Corry Anestia diperbarui 07 Jul 2017, 17:00 WIB
Produk besutan Jawbone. (Doc: CNET)

Liputan6.com, Jakarta - Tahun 2017 tampaknya menjadi tahun krisis bagi sejumlah perusahaan teknologi. Setelah SoundCloud merumahkan ratusan karyawannya, kini perusahaan pembesut wearable, Jawbone dilaporkan bangkrut.

Setelah satu tahun mengalami krisis keuangan, Jawbone akhirnya gulung tikar. Masalah keuangan yang menerpa Jawbone berdampak pada penurunan layanan pelanggan, kurangnya persediaan barang, hingga ditinggal oleh sejumlah petingginya.

Sebagaimana dilaporkan The Verge, Jumat (7/7/2017), Jawbone yang populer dengan produk earpiece bluetooth ini tengah melakukan proses likuidasi atau pembubaran perusahaan dan penyelesaian masalah keuangan, seperti pelunasan utang dan piutang.

Sayangnya, pihak Jawbone masih menolak berkomentar terkait hal ini. Malah, kabarnya Jawbone berganti nama menjadi Jawbone Health Club yang akan fokus pada produk kesehatan. The Information menyebut bahwa produk Jawbone akan tetap hadir di perusahaan baru itu.

co-Founder dan Chief Executive Jawbone, Hosain Rahman dilaporkan menjadi CEO di Jawbone Health Club. Sebagian karyawan Jawbone juga mengikut Rahman untuk bekerja di sana.

Kendati demikian, Jawbone pernah mengalami masa kejayaan. Perusahaan yang bermarkas di San Fransisco ini populer berkat headset bluetooth dan speaker Jambox yang menjadi produk terlaris di dunia. 

(Cas/Isk)

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

 

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya