Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali bergerak melemah pada perdagangan Jumat pekan ini. Pelemahan rupiah ini seiring dengan mata uang di Asia lainnya.
Mengutip Bloomberg, Jumat (7/7/2017), rupiah dibuka di angka 13.388 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.392 per dolar AS.
Namun pada siang hari, rupiah kembali melemah hingga menyentuh angka 13.421 per dolar AS pada perdagangan pukul 12.00 WIB. Dari pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.381 per dolar AS hingga 13.421 per dolar AS.
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.397 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.364 per dolar AS.
Baca Juga
Advertisement
Research Analyst FXTM, Lukman Otunuga menjelaskan, sebagian besar mata uang di Asia tertekan pada hari Kamis kemarin, walaupun notulen rapat Bank Sentral AS pada Juni tidak banyak memberi isyarat tentang kecepatan dan jadwal kenaikan suku bunga AS.
"Prospek kenaikan suku bunga AS mulai membebani mata uang pasar berkembang, termasuk rupiah yang melemah terhadap Dolar AS," jelas dia. Pelemahan tersebut berlanjut pada perdagangan Jumat.
Perhatian pelaku pasar saat ini sedang tertuju pada data tenaga kerja yang berpotensi mendorong ekspektasi kenaikan suku bunga AS apabila rilis ini melampaui estimasi.
Sedangkan ekonom PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta menjelaskan, rupiah terbawa arus penguatan dolar AS di pasar Asia, terutama dipicu oleh pelemahan pasar obligasi. Pelemahan SUN juga ditambah oleh ekspektasi pelebaran defisit APBN yang mendekati 3 persen.
"Hari ini ditunggu data cadangan devisa Indonesia yang diperkirakan sedikit turun melihat surplus dagang yang menipis serta aliran dana asing masuk yang tidak sekuat sebelumnya," tutur dia.
Tonton Video Menarik Berikut Ini: