Pemuda Muhammadiyah: Untuk Apa Pansus Angket Temui Koruptor?

Tindakan Pansus dinilai tak ubahnya berkerja sama dengan para narapidana korupsi untuk menjatuhkan lembaga antirasuah itu.

oleh Fachrur Rozie diperbarui 08 Jul 2017, 06:13 WIB
Pansus Angket KPK ketika tiba di Lapas Sukamiskin, Bandung. (Liputan6.com/Arie Nugraha)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Bidang Hukum Faisal menilai tindakan Pansus Angket KPK yang mengunjungi narapidana kasus korupsi di Lapas Sukamiskin sebagai sikap gagal paham akan fungsi dan tugasnya untuk ikut menguatkan KPK.

Menurut dia, Pansus Angket KPK seharusnya berfokus kepada hal-hal yang ingin ditelusuri. Sebab, jika merujuk kepada undang-undang (UU), sudah sepatutnya Pansus menjelaskan pelaksanaan UU mana yang dituduhkan tidak dipatuhi oleh KPK.

"Jelas Pansus gagal paham yang berujung pada disorientasi apa sejatinya yang hendak ditelusuri. Fokus saja pada bagian objek penyelidikan angket. Lantas mengapa tiba-tiba menemui para napi koruptor? Apa kaitannya dengan objek angket?" kata Faisal dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat 7 Juli 2017.

Dia juga menyebut tindakan Pansus tak ubahnya berkerja sama dengan para narapidana kasus korupsi untuk menjatuhkan lembaga antirasuah itu.

"Jika Pansus niat mengevaluasi KPK, kok malah datang ke napi koruptor. Kami justru curiga, jangan-jangan niat Pansus memang bukan untuk evaluasi tapi kompromi (dengan narapidana kasus korupsi), yang ujungnya justru mendegradasi KPK," tutur dia.

Faisal berharap agar Pansus Angket KPK segera sadar, bahwa manuver politik angket tidak akan menjadi niat baik jika sudah hilang fokus atau tujuan dari awal. Tujuan dibentuknya Pansus Angket KPK untuk menyelidiki rekaman milik Miryam S Haryani yang mengaku ditekan oleh Komisi III DPR saat pemeriksaan kasus e-KTP.

"Temui napi koruptor semakin nyata jika Pansus gagal paham terkait objek penyelidikan angket. Wajar jika kami menuding tidak ditemukan urgensi dan prinsip obyektifitas dibentuknya Pansus Angket tersebut," tandas dia.


Saksikan video di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya