Liputan6.com, Jakarta - Menteri BUMN Rini Soemarno mengungkapkan beberapa BUMN memang tidak mudah dalam mengerjakan berbagai proyek yang ada di Indonesia. Seperti dicontohkan, PT PLN (Persero) yang menggarap proyek-proyek kelistrikan strategis nasional.
Selain kendala-kendala yang terjadi di lapangan layaknya pembebasan lahan, adanya pihak-pihak yang mencoba ikut campur dalam proyek listrik juga menjadi salah satu faktor penghambatnya.
"Saya tahu direksi digebukin kanan kiri, diramein. Listrik yang sebenarnya tidak naik, tapi tarifnya dinilai dinaikin," kata Rini di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Jumat (7/7/2017).
Rini mengapresiasi kinerja PLN di bawah kepemimpinan Sofyan Basir yang sampai saat ini bisa mengatasi berbagai persoalan itu. Tak hanya itu, berbagai efisiensi yang dilakukan manajemen PLN dinilai juga cukup signifikan jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Baca Juga
Advertisement
"Untuk lebih memperkuat posisi dan kemampuan BUMN, saya ingatkan lagi begitu pentingnya sinergi antar BUMN," ujar dia.
Seperti diketahui, PLN telah menandatangani kontrak pembangunan transmisi 500 kilo volt (KV) Sumatera, Muara Enim-New Aurduri sepanjang 554 kilometer sirkit (kms) dengan PT Waskita Karya (Persero) Tbk pada Jumat sore.
Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama PLN Sofyan Basir dan Direktur Utama Waskita Karya, M. Choliq. Hal ini merupakan bentuk sinergi BUMN dalam pembangunan infrastruktur kelistrikan di Indonesia.
Direktur Utama PLN, Sofyan Basir menambahkan, nantinya jaringan utama dari transmisi ini akan menyangga produksi listrik dari pembangkit Listrik Mulut Tambang di Sumatera Selatan sebesar 3.000 MW.
"Ini bagian dari pembangunan 46.000 kms jaringan transmisi yang ditandatangani. JaIur transmisi Muara Enim-New Aurduri ini juga sekaligus bagian dari tol listrik 5.364 kms di lintasan Sumatera," kata Sofyan Basir.
Proyek ini mencakup pekerjaan konstruksi pembangunan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 kV Sumatera Jalur Muara Enim-New Aurduri (Sumatera Selatan-Jambi), pendanaan, pembebasan lahan dan right of way (ROW), perizinan serta studi Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL).
Adapun nilai dari proyek ini adalah lebih dari Rp 3 triliun di mana pembangunannya akan dilaksanakan dalam kurun waktu tiga tahun. Keunggulan proyek ini antara lain adalah pembebasan lahan yang relatif lebih cepat. PLN tidak perlu menyediakan anggaran di depan dan koordinasi lebih intensif dapat dilakukan karena merupakan sinergi antar BUMN. (Yas)
Saksikan Video Menarik di Bawah Ini: