Liputan6.com, Hamburg - Sebelum jadi Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dikenal sebagai taipan properti. Hotel-hotel mewah yang menyandang namanya tersebar di banyak negara.
Maka, tak terbayangkan jika seorang Trump kesulitan mencari penginapan. Apalagi, ia adalah orang nomor satu di Amerika Serikat -- yang adalah negara digdaya dan kaya.
Namun, itulah yang dilaporkan terjadi di tengah ajang Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 yang berlangsung di Hamburg, Jerman.
Baca Juga
Advertisement
BuzzFeed melaporkan bahwa pihak Donald Trump diduga lupa memesan hotel dan kesulitan untuk mencari penginapan untuk miliarder nyentrik itu dan rombongannya.
Seperti dikutip dari Vox, Jumat (7/7/2017), staf Gedung Putih diduga menunggu terlalu lama sebelum membuat reservasi hotel. Semua hotel mewah di Hamburg telah dipesan pemimpin dunia lain yang juga hadir dalam KTT G20.
Media Jerman, Hamburger Abendblatt melaporkan bahwa Pemerintah AS ingin memboking Four Seasons. Namun, niat itu gagal, sebab hotel mewah terlanjur dipesan pihak lain.
Delegasi dari Saudi Arabia sudah duluan memesan kamar-kamar di Four Seasons, juga sejumlah kamar di hotel-hotel yang berada di dekatnya.
Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz al Saud absen dalam KTT G20 tahun ini. Ia diwakili mantan menteri keuangan, demikian menurut Financial Times.
Raja Salman dikenal selalu bepergian bersama rombongan besar, membawa unta untuk diambil susunya, juga eskalator emas khusus, demikian menurut Stern -- majalah mingguan yang bermarkas di Hamburg. Bukan tak mungkin hotel dipesan untuk mengakomodasi kebutuhan pemimpin negeri petrodollar itu.
Beberapa pekan sebelum KTT G20 dimulai, Trump dan rombongannya dikabarkan akan tinggal di Berlin. Dari Ibu Kota Jerman itu mereka akan diterbangkan naik helikopter ke Hamburg.
Namun, Associated Press melaporkan bahwa Trump akan menginap di wisma tamu Senat di Hamburg. Sementara, para stafnya akan bermalam di gedung Konsulat Jenderal AS di kota tersebut.
Ini bukan kali pertamanya Pemerintahan Donald Trump kesulitan mencari akomodasi bagi pejabat tingginya.
Ketika Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson menghadiri rangkaian pertemuan G20 di Jerman pada awal tahun, ia terpaksa tinggal di sebuah sanitarium di sebuah desa kecil yang dikenal dengan mata air panasnya, demikian menurut Bloomberg.
Kala itu, semua hotel di Bonn, kota penyelenggara pertemuan, telah dipesan sebelum Tillerson mengonfirmasi kehadirannya.
Jadi, mengapa kejadian memalukan seperti itu terus terjadi? Seperti dikutip dari Vox, mungkin ada kaitannya dengan fakta bahwa Departemen Luar Negeri saat ini kekurangan tenaga dan tidak terorganisir.
Hanya sembilan posisi kunci dari 124 yang telah dikonfirmasi di institusi penting itu.
Belum ada yang dinominasikan sebagai direktur di Kantor Misi Luar Negeri (Office of Foreign Missions), yang bertanggung jawab untuk merencanakan dan memberikan keamanan para diplomat dan pejabat tinggi lainnya, termasuk Donald Trump bepergian ke luar AS.
Saksikan juga video menarik berikut ini: