Berkah untuk Rusminem dari Peristiwa Ledakan KUA Cilacap

Rusminem sendiri takut atas peristiwa ledakan KUA Sidaerja, Cilacap, namun peristiwa itu membawa berkah untuknya.

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 08 Jul 2017, 09:00 WIB
Rusminem sibuk melayani pembeli hingga tengah malam usai ledakan KUA Sidareja, Cilacap. (Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Cilacap - Polisi-polisi berwajah tegang nampak berjaga di ruas utara jalan masuk ke Kantor KUA Sidareja, Cilacap, Jawa Tengah. Nun di kejauhan sana, persis di gedung KUA, personel inafis dan Labfor Polri tengah  sibuk menggelar olah TKP, mengumpulkan serpihan fakta yang tercecer dalam peristiwa ledakan, Rabu dinihari. Suasana, begitu mencekam.

Dibatasi oleh garis polisi, sekitar 70 meter dari titik ledakan, situasi berkebalikan 180 derajat. Riuh rendah puluhan warga yang menonton terjadi, ditingkahi bisik-bisik spekulasi, rumor, akan kejadian yang menghebohkan kota kecil Sidareja itu.  Puluhan penonton itu, datang silih berganti.

Hanya terpaut 15 meter dari garis polisi, di luar batas steril, tampak seorang perempuan setengah baya sibuk melayani pembeli. Namanya Rusminem. Usianya 56 tahun. Warung tendanya, berada persis di belakang gerombolan penonton, sebelah selatan-barat, Alun-alun Sidareja.

Warung itu menyediakan kopi dan berbagai macam jenis minuman seduhan, mendoan, dan nasi rames. Sekali waktu dia menggoreng mendoan, sementara di saat yang sama, ia membuat pesanan teh anget. Kadangkala, di saat yang bersamaan, dia menggoreng telur, menyeduh kopi, sekaligus memberi kembalian pada pembeli.

"Wah, ya takut, Mas. Tapi ya, saya kan sudah jualan di sini 5 tahun. Ya bagaimana lagi," ujarnya, Kamis malam, 6 Juli 2017.

Rupanya, berjubelnya penonton olah TKP peristiwa ledakan KUA Sidareja itu membuat dagangannya laris manis. Ia pun akhirnya memaksa anak lelakinya untuk membantu di warung tendanya. Itu pun, menurut Rusminem, dari Kamis sore hingga pukul 21.00 WIB, masih keteteran.

"Kalau hari biasa ya misalnya dapet 100. Kalau ini ya, dapatnya 1000 lah," ujar dia. 100 adalah istilah warga lokal untuk mengistilahkan Rp 100 ribu. Sementara, 1000 adalah kata lain satu juta rupiah. “Berarti 10 kali lipat apa ya?" tanya dia balik kepada Liputan6.com, sumringah.

Kata Rusminah, pembelinya tak hanya penonton. Polisi dan wartawan juga banyak makan di situ. Bahkan, wartawan-wartawan menumpang menulis berita. Alhasil dagangnnya, laris hingga malam

Istilah 'Laris Manis Tanjung Kimpul' efek peristiwa ledakan ini juga dirasakan oleh Darto. Pedagang bakso tusuk ini juga juga berjualan sedikit  ke belakang para penonton. Anak-anak yang turut menonton olah TKP menjadi konsumennya.

"Tadinya dekat ke situ (sambil menunjuk ke police line) tapi dimarahi. Suruh mundur," ujar dia.

Senada dengan Rusminem, Darto pun mengakui dagangannya laris usai peristiwa ledakan di KUA Sidareja ini. Namun, dia tak menyebut berapa persis peningkatan omzetnya.

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini: 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya