Video Parodi Dasar Ndeso yang Lebih Menohok dari Vlog Kaesang

Di bagian akhir video, Abu Janda Al-Buldowi menilai apa yang dilakukan oknum-oknum tadi bahkan tidak pantas disebut ndeso.

oleh Azwar Anas diperbarui 08 Jul 2017, 11:00 WIB
Parodi Vlog Kaesang. Foto: Screenshoot Facebook Ustad Abu Janda Al-Buldowi

Liputan6.com, Jakarta Pengguna Facebook dengan akun Abu Janda Al-Buldowi mengunggah video parodi "Dasar Ndeso". Video itu identik dengan video yang diunggah Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden Jokowi, di vlog pribadinya. Video parodi itu turut menjadi perbincangan hangat oleh warganet.

Tak jauh beda dengan unggahan vlog Kaesang sebelumnya, Abu Janda Al-Buldowi juga menyinyir perilaku oknum-oknum tertentu yang dianggap tak masuk akal. Ia mengusung tema-tema ironi seperti, seruan boikot Starbucks padahal masih minum kopi sachetan.

Kemudian juga ada orang-orang yang mengatakan uang baru RI ada logo PKI, tetapi waktu menerima uang THR dalam bentuk uang baru tidak menolak.

Tak luput, Abu Janda Al-Buldowi juga menyindir orang-orang yang menuntut penegakan hukum. Namun, saat hukum ditegakkan, mereka malah menyebut hal itu sebagai bentuk kriminalisasi, serta masih banyak yang lainnya.

Hal-hal semacam itu, kata Abu Janda Al-Buldowi, disebut "Dasar Ndeso," dengan suara yang disensor bunyi bip.

Di bagian akhir video, Abu Janda Al-Buldowi menilai apa yang dilakukan oknum-oknum tadi bahkan tidak pantas disebut ndeso. Menurutnya orang-orang ndeso mengacu pada orang-orang yang hidup di desa, lebih bermartabat dan tidak berlaku demikian.

"Sebenarnya orang-orang kayak sampean itu ndak pantes disebut ndeso, karena orang desa aja enggak kampungan kayak sampean. Hidup Ndeso," ujarnya.

Video parodi itu telah dilihat 700 ribu warganet dan sepertinya akan terus bertambah. Warganet juga membubuhkan komentar dengan nada mendukung Kaesang. Hal itu telihat dari tanda tagar #KamiBersamaKaesang.

Beberapa waktu lalu, Kaesang Pangarep putra bungsu Presiden Jokwi dilaporkan ke polisi karena dianggap menyebarkan ujaran kebencian. Belakangan diketahui, pelapor bernama Muhammad Hidayat.

Tetapi, polisi memutuskan untuk tidak akan menindaklanjuti pelaporan tersebut karena dinilai terlau mengada-ada. Namun demikian polisi merespons dan menerima laporan Muhammad Hidayat dengan baik.

Berikut video parodi selengkapnya

(war)

 

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya