Liputan6.com, Jakarta - Mobil Irjen Umar Septono ditabrak kendaraan pemudik saat rombongannya melaksanakan giat pemantauan arus mudik di sejumlah jalur Jawa Tengah dan sekitarnya.
Namun, sang jenderal bintang dua itu memilih untuk menjalin silaturahmi dalam suasana Lebaran dengan menyambangi kediaman penabraknya.
Advertisement
Berdasarkan penelusuran Liputan6.com, Sabtu (8/7/2017), kronologi kejadian tersebut telah dipaparkan dalam akun Instagram @Polisi_Indonesia. Kala itu, pukul 13.20 WIB, Rabu 21 Juni 2017, rombongan Irjen Umar Septono melaksanakan giat pemantauan arus mudik. Sampai di jalur Tol Cipali KM 120, iring-iringan mobil berhenti karena macet.
Pada kondisi tersebut, mendadak kendaraan Irjen Umar Septono mengalami benturan karena mobil di belakangnya lengah saat berkendara. Mobil lantas dipinggirkan ke bahu jalan dan ajudan polisi melakukan pemeriksaan dan kerusakan.
Penabrak atas nama Suyatim langsung meminta maaf atas kejadian itu. Sementara sang ajudan mendokumentasikan penyok mobil dan menyampaikan permohonan maaf Suyatim kepada Irjen Umar Septono.
"Irjen Umar memerintahkan untuk mencari alamat rumah yang menabrak mobil dinas tersebut," tulis keterangan dalam akun Instagram @Polisi_Indonesia.
Setelah dilacak melalui nomor pelat kendaraan, diketahui Suyatim beralamat di Perumahan Pura Bojong Gede Tajur Halang. Irjen Umar Septono pun mendatanginya selepas tugas.
Pertemuan korban dan penabrak pun berlangsung pada Selasa, 4 Juli 2017. Meski kedatangan polisi tersebut diterima dengan hangat, raut wajah Suyatim yang kaget tidak bisa ditutupi. Mereka tidak menyangka kedatangan tamu sekelas jenderal bintang dua hanya karena masalah tabrak mobil.
Irjen Umar Septono menyampaikan, Suyatim sempat berpikiran rombongan itu datang untuk menagih ganti rugi atas kejadian sebelumnya.
Yang terjadi malahan suasana ramah tamah dan diwarnai tawa baik tuan rumah maupun tamu yang ada. Suyatim pun meminta maaf.
"Sebelum Bapak meminta maaf sudah saya maafkan," kata Irjen Umar.
Umar menegaskan, polisi harus dekat dengan masyarakat. Sudah menjadi kewajiban polisi memberikan rasa aman kepada warga negara Indonesia.
"Walaupun jenderal, tapi saya polisi yaitu pelayan masyarakat. Lagipula tidak ada yang menginginkan kejadian seperti ini terjadi," beber dia.
Sementara itu, Suyatim mengakui kaget, bahkan awalnya merasa khawatir dengan kedatangan polisi ke rumahnya. Namun, yang terjadi jauh dari bayangannya.
"Pertama kali dalam hidup saya jenderal bintang dua, mantan Kapolda NTB ke rumah saya. Semoga beliau sehat dan sukses selalu," ujar Suyatim.
Saksikan video menarik di bawah ini: