Liputan6.com, Jakarta Tidak setiap hari kita mendengar hadirnya bahasa baru dan unik, tapi ada suatu temuan yang benar-benar mencengangkan para ahli antropologi.
Dalam suatu komunitas kecil Aborigin terpencil di Australia, seorang ahli bahasa dari Amerika menemukan adanya bahasa baru yang lahir di antara kaum muda komunitas tersebut.
Sekarang ini, bahasa tersebut hanya dipakai oleh sekitar 350 orang saja, semuanya masih berusia di bawah 35 tahun.
Seperti dikutip dari Ancient Origins pada Sabtu (8/7/2017), timbul pertanyaan mengapa bahasa tersebut muncul padahal mereka sudah bisa berkomunikasi secara sempurna tanpa bahasa baru tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Bahasa baru itu disebut sebagai Light Warlpiri dan terdiri dari 6 huruf hidup dan 18 konsonan. Bahasa itu mengacu kepada masa lalu dan masa kini, tapi tidak memiliki kalimat masa depan.
Sebagai perbandingan, tata bahasa Inggris mengatur agar urutan kata ditempatkan sedemikian rupa supaya suatu kalimat memiliki arti. Namun demikian, dalam bahasa Light Warlpiri, tidak ada urutan penempatan kata-kata.
Dilihat secara keseluruhan, ciri itulah yang membuatnya berbeda dari bahasa-bahasa yang berkaitan sehingga bahasa itu dapat digolongkan sebagai bahasa tersendiri dan bukan sekedar variasi dari bahasa yang sudah ada.
Carmel O’Shannessy, ahli bahasa yang menemukan bahasa tersebut pada 2013, sedang bertugas di suatu sekolah kecil bagi anak-anak pribumi di kota terpencil bernama Lajamanu di tengah gurun Australia.
Lajamanu itu sendiri adalah pemukiman kecil di gurun, yang terletak di tengah-tengah di antara Darwin dan Alice Springs, di tepi Gurun Tanami.
Ia mendokumentasikan temuannya dalam jurnal Language. Secara khusus, ia tertarik kepada caranya suatu bahasa dapat lahir di kalangan generasi muda walaupun mereka sudah bisa bicara bahasa lokal Warlpiri yang dipakai 5.000 hingga 6.000 orang di beberapa pemukiman dan kota di Australia bagian tengah.
Menurut laporan The Telegraph, "Bahasa itu diduga muncul pada 1970-an dan 1980-an ketika anak-anak berganti-ganti antara bahasa Inggris, Kriol, dan Warlpiri hingga akhirnya bicara bahasa campuran, bahasa Light Warlpiri."
Kriol adalah bahasa yang dikembangkan ketika Inggris menguasai Australia, tujuannya agar bangsa Inggris, China, dan Aborijin dapat saling berkomunikasi dalam beberapa tahun pertama mereka menetap di Australia.
Terciptanya Light Warlpiri dikaitkan dengan keterpencilan pemukiman itu. Kota itu meneriman pasokan satu kali setiap beberapa minggu. Jaraknya pun sekitar 560 kilometer dari kota terdekat, yaitu Katherine.
Dikutip dari The Telegraph, Dr. O'Shannessy mengatakan, "Sepertinya warga yang berusia kira-kira 35 tahun adalah mereka yang menciptakan sistem itu dan menambahkan inovasi dalam tambahan verbal."
"Mereka meneruskannya kepada anak-anak mereka dan mungkin juga diteruskan lagi ke generasi-generasi berikutnya."
"Suatu hal yang menakjubkan tentang Light Warlpiri adalah bahwa kebanyakan kata kerjanya berasal dari bahasa Inggris atau Kriol, tapi kebanyakan unsur-unsur tata bahasa dalam kalimat berasal dari Warlpiri."
Keberadaan Light Warlpiri menjadi perkembangan bahasa muda dan baru yang pertama kalinya didokumentasikan oleh para peneliti.