Liputan6.com, Probolinggo - Sebuah festival seni tari bertajuk Eksotika Bromo digelar di area lautan pasir Gunung Bromo, Probolinggo, Jawa Timur, Jumat sore, 7 Juli 2017. Tak hanya menampilkan sendratari hikayat Suku Tengger, parade tari ini juga menyuguhkan rangkaian ritual Yadnya Kasada yang puncaknya digelar pada Senin, 11 Juli mendatang.
Sajian seni tari bersanding dengan alam menjadi konsep Festival Eksotika Bromo ini digelar oleh Kelompok Sadar Wisata Masyarakat Tengger. Pergelaran seni ini berlangsung di kaldera Gunung Bromo, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
Ayushita, bintang tamu Eksotika Gunung Bromo memaparkan, seni tari yang berpadu dengan keindahan alam Bromo, memberikan sensasi tersendiri. Terutama bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.
Baca Juga
Advertisement
"Festival tari ini dapat melestarikan warisan leluhur perihal kekayaan budaya," tutur Ayushita.
Hafsari Mustika Ningrung, salah satu penari kolosal sendratari hikayat Suku Tengger mengatakan, tidak mudah untuk menampilkan seni tari kolosal dalam hamparan pasir. Dibutuhkan kelenturan dan kekuatan fisik, sehingga para penari harus latihan selama sebulan lebih.
"Tarian Topeng Gunungsari Tengger ini tidak mudah, diperlukan penjiwaan yang dalam agar bisa membawa penonton hanyut dalam cerita Suku Tengger," ucap Hafsari.
Adapun Bupati Probolinggo, Puput Tantriana Sari menuturkan, Eksotika Bromo merupakan festival tari pertama di lautan pasir Bromo. Ajang ini digelar sejak Jumat hingga Sabtu 8 Juli, sebagai rangkaian Yadnya Kasada yang akan digelar pada Senin dinihari 11 Juli 2017.
"Pemerintah Kabupaten Probolinggo akan mendukung festival seni tari ini. Tujuannya untuk meningkatkan kunjungan wisata, serta menjaga kelestarian budaya tari," ujar Bupati Probolinggo.
Sejumlah seni tari dari sejumlah wilayah, di antaranya Jaranan Slining dari Lumajang, Daul Sakera asal Pamekasan, Tari Jegog Agung Jembrana, Bali, hingga Tari Pepe Bainea Ri dari Gowa, Sulawesi Selatan, mewarnai parade tari.
Festival diawali dengan pergelaran seni tari Topeng Gunungsari Tengger, yang diikuti dengan pembacaan puisi Kidung Tengger oleh artis kenamaan Ayushita, dengan iringan musik tradisional Suku Tengger.
Bagi masyarakat Suku Tengger, sendratari kolosal Kidung Tengger menjadi tari andalan. Apalagi, sendratari ini memerlukan sedikitnya 70 peserta sebagai wahana untuk mengenalkan hikayat Tengger, utamanya tentang leluhur mereka, Nyi Roro Anteng dan Joko Seger.
Saksikan video menarik di bawah ini: