Bos Pindad Ungkap Alasan Senjata Buatan RI Sering Menang Lomba

Direktur Utama PT Pindad (Persero) Abraham Mose mengatakan, Pindad memiliki rahasia sehingga produknya banyak diminati di luar negeri.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 09 Jul 2017, 20:00 WIB
Direktur Utama PT Pindad, Abraham Moses (Liputan6.com/Mochamad Khdafi)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pindad (Persero) adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memiliki bisnis di bidang industri pertahanan. Selain dibuat untuk kepentingan pertahanan dalam negeri, produk perusahaan yang berkantor pusat di Bandung ini ternyata juga banyak disukai di luar negeri.

Secara khusus di Timur Tengah, nama Pindad sangat terkenal. Beberapa negara di daerah tersebut mulai tertarik dengan produk-produk unggulan Pindad, seperti senjata dan kendaraan tempur.

Direktur Utama Pindad, Abraham Mose, mengungkapkan mulai tenarnya Pindad di Timur Tengah dibuktikan dengan banyaknya perusahaan tengah menjajaki kerja sama dengan Pindad.

"Bahkan ada beberapa negara di Timur Tengah yang mengajak kita untuk buka pabrik perakitan di negaranya. Itu karena mereka melihat produk Pindad ini unggul," kata Abraham kepada Liputan6.com, seperti ditulis Minggu (9/7/2017).

Abraham melanjutkan, Pindad memiliki rahasia sehingga produknya banyak diminati di luar negeri. Apakah rahasia tersebut? Simak petikan perbincangan Abraham dengan Liputan6.com berikut ini:

Apa strategi Pindad menjadi perusahaan kelas dunia?

Kami berpatokan pada visi Pindad bahwa di 2023 harus menjadi industri bidang pertahanan yang unggul dan terbesar di Asia. Ini sangat mungkin menurut saya, karena kalau kita berbicara, Pindad ada sejak 1808. Jadi kalau bicara penguasaan teknologi, profesionalisme, keahlian untuk memproduksi senjata, rasanya dengan waktu yang panjang itu kami sudah kuasai.

Tapi tentunya tidak serta merta kita bisa menguasai seluruh industri, kita harus punya strategi. Strateginya adalah dengan melakukan dua pendekatan.

Pertama, terus melakukan inovasi secara internal dan ini sudah menjadi penilaian kita sebagai BUMN. Minimal dua produk inovatif yang harus diluncurkan. Tahun ini dan tahun depan kita rencana meluncurkan sekitar 10 produk, baik di industri pertahanan maupun di bisnis industrial.

Dari sisi bisnis, kalau dilihat pasar dalam negeri, bisa dikatakan mendekati 90 persen sudah menggunakan produk Pindad, baik amunisi, senjata, pistol dan kendaraan tempur. Ini tentu atas kebijakan pemerintah untuk mendorong bagaimana menggunakan produk dalam negeri dengan kebijakan. Kalau industri dalam negeri mampu, tidak membeli dari luar negeri. Ini sudah dibuktikan TNI yang menggunakan senjata dan pistol operasional dari Pindad.

kedua, adalah melakukan ekspansi pasar, dengan melakukan strategic partnership. Tentunya dengan vendor teknologi yang menguasai industri pertahanan. Apakah itu di senjatanya, pistol, amunisi atau kendaraan tempur.

Kami memilih vendor atau negara yang kira-kira kita bisa lakukan joint operation dengan mereka. Apakah joint marketing, joint production, ataupun join dalam bidang pengembangan, dan itu sudah berjalan.

Bagaimana cara mengenalkan produk Pindad?

Kami coba mengikuti semua pameran internasional, untuk mengenalkan produk pindad. 

Cara lain, akhir bulan kemarin kita memenangkan  Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) 2017. Prajurit TNI menggunakan senjata dan pistol dari Pindad dan ini yang ke 10 Indonesia memenangkan turnamen ini.

Ini secara tidak langsung menjadi strategi Pindad untuk mengenalkan produk-produk keluar negeri. Dampaknya sangat besar, makanya saya terima kasih ke TNI, akhirnya juga menjual produk Pindad, dan itu dampaknya besar sekali.

Produk baru, apa saja itu yang akan dikeluarkan Pindad?

Jadi Pindad sekarang punya dua direktorat, yang satu sudah menjadi darah kita, industri pertahanan. Di Industri pertahanan kita akan meluncurkan produk baru seperti disebut senjata serbu bawah air, senapan sniper yang baru, kemudian ada pistol.

Untuk bidang industrial, produk-produk Alat dan Mesin Pertanian Indonesia (Alsintani), yang kemarin di Aceh dalam pameran pertanian kita sudah luncurkan produk dan Pak Presiden sudah lihat. Ada empat produk untuk pertanian.

Di sisi lain produk itu diproduksi perusahaan lain, apa keunggulan produk Pindad?

‎Ini kalau bicara keunggulan, ada satu rahasia dari Pindad. Kami selalu diskusi dengan pengguna, dalam hal ini TNI. Mereka yang tahu karakteristik yang mereka butuhkan untuk bertempur, sehingga masukan dari mereka yang bekerjasama antara penelitian dan pengembangan (litbang) kita dengan litbang Kementerian Pertahanan. Kami membangun produk unggulan, mulai dari senjata, pistol, munisi

Kalau bicara teknologi, kurang lebih sama. Kalau bicara material, saat ini kita juga masih beli material dari luar negeri. Tapi apa itu, itu keunggulan teknologi yang dimiliki Pindad mungkin dari sisi desain yang betul-betul karakteristik kita sesuaikan dengan karakteristik pengguna dan iklim di Indonesia.

Pasar mana yang ingin dijadikan target ekspansi Pindad?

Kalau berminat yang membeli produk Pindad sudah banyak, dari Timur Tengah, Eropa, kemudian dari Australia, dan lain-lain. Tapi tentunya kita tetap melihat, bagaimana regulasi kita. Kita juga harus mengutamakan keunggulan kita dalam negeri. Saat ini market yang menjadi sasaran kita adalah pasar Timur Tengah, sebagian dari Asia Tenggara.

Dan itu sudah, ada beberapa kontak. Mudah-mudahan tahun ini juga akan punya kontrak untuk ekspor munisi kita ke beberapa negara di Asia Tenggara dan Timur tengah.

Sasaran utama di Timur Tengah dan Asia Tenggara, ada tidak perusahaan pesaing Pindad untuk ekspansi ke kawasan itu?

Kalau dari sisi bisnis, persaingan ada. Tapi kami punya strategi untuk tidak melihat itu sebagai pesaing. Karena bicara industri pertahanan itu segmen tersendiri. Hanya beberapa industri pertahanan yang punya kemampuan unggul, ada beberapa vendor yang unggul. Industrinya banyak, tapi kami tahu, yang mana yang unggul di bidang ini. Sehingga kami memilih melakukan strategic partnership dengan beberapa negara dan vendor yang unggul di bidang industri pertahanan.

Misalnya di bidang munisi. Kaliber yang kami produksi dengan kaliber yang mereka inginkan berbeda. jadi kami lebih memilih berbicara teknologi dan mesin yang mereka gunakan, jadi kami memilih kerja sama dengan mereka. Maksud kami adalah selain bisa menjual dan memenuhi kebutuhan dalam negeri, sekaligus bisa memanfaatkan ekspor produk untuk memanfaatkan zona market dari mereka.

Begitu juga senjata, banyak negara yang menawarkan setelah tahu produk senjata Pindad selalu unggul. Untuk yang SSW dan SS2 ayo bangun industrinya di kawasan Timur Tengah, sudah banyak penawaran itu. Tapi kami tetap memerlukan izin dari Kementerian Pertahanan, untuk bagaimana kita membangun industri itu di sana.

Negara mana yang ingin bekerja sama membangun pabrik di Timur Tengah?

Itu ada beberapa negara di kawasan timur tegah. Mereka tahu, di Indonesia punya kemampuan itu dan unggul, mereka mengundang, paling tidak sekarang dalam konsep pembahasan pengembangan. Kita juga butuh beberapa material dari mereka, butuh teknologi bahan dari mereka, dan sama-sama kita akan kerjasama, mungkin senjatanya merek Pindad dan kita bisa jual produk itu di luar.

Ada tidak produk yang dibuat Pindad, tapi tidak dibuat negara lain?

Banyak, kalau itu misalnya, untuk panser, tank, yang untuk gurun. Kita kan spesifikasi tidak ke arah sana, tapi bukan berarti kita tidak bisa. Kita saat ini melakukan inovasi atas permintaan mereka, supaya bagaimana teknologi Pindad yang sudah sempat kita kirim ke PBB, juga bisa dioperasikan di gurun, dan kita ini dalam tahap melakukan inovasi.

Kemudian beberapa produk yang saya bisa sebut, tank boat, itu produk Pindad yang khusus digunakan di kawasan perairan Indonesia. Tapi bukan berarti kita lakukan modifikasi, bisa saja, balik lagi ada beberapa permintaan dari Timur tengah untuk bekerjasama mengembangkan produk tank boat kita. Tentunya menyesuaikan karakteristik negara di sana.

Hambatan pengembangan produk dan pasar Pindad?

Untuk memasarkan produk pertahanan ada satu regulasi yang kami sadari tidak bisa melanggar itu. Karena ini bicara ujung-ujungnya kedaulatan negara. Sehingga apapun kami harus izin dulu, kami akan ada kerja sama penjualan produk. Tapi tentunya tidak semua pintu itu tertutup, ada pola lain yang tadi, melakukan joint operation di bidang teknologi, joint operation di marketing, production, itu berjalan.

Intinya kita melihat itu dari sisi bisnis. Dengan melakukan strategic partnership itu, kita bisa menjual produk di dalam negeri, kita bisa juga menjual ke luar negeri dan ini sudah berjalan.

Pindad mulai produksi industri non pertahanan, apakah ini akan jadi bisnis baru Pindad atau hanya mandatori dari pemerintah?

Di pindad itu ada dua direktorat, satu yang betul-betul memang sudah dibangun sejak lama, SDM sudah sangat kuat, kemampuan inovasi kuat, yaitu di bidang industri pertahanan. Pemikiran kita ke depan, kita tidak hanya tahu membuat panser membuat tank, senjata, pistol dan munisi, tapi juga bagaimana secara komprehensif Pindad ini ‎menguasai bagaimana teknologi militer atau alutsista secara total.

Jadi kalau kita bicara tank, kita tidka bicara mekanik saja tapi tahu bagaimana radarnya, battle management system dan lainnya sehingga di sisi industri pertahanan itu sedang kita menuju ke sana.

Di sisi lain, Pindad punya orang yang profesional, punya mesin yang juga bisa dimanfaatkan untuk memproduksi produk industrial tadi bisa dimanfaatkan Pindad untuk memproduksi peralatan industrial.

Sampai saat ini produk terlaris Pindad apa?

Kalau bicara produk terlaris di industri pertahanan, sudah pasti SS2 dan SS1 itu setiap tahun, munisi bisa dikatakan pabriknya muter terus, sehingga saat ini kita akan tambah kapasitas kita dan akan undang investor masuk untuk menambah lini produksi kita, sehingga kita bisa penuhi kapasitas yang diingkan TNI dan ekspor.

Jadi yang paling terlaris di situ adalah munisi kemudian senjata dan pistol.

Kalau di industrial yang sudah berjalan adalah clip untuk railway, pengereman, industri perkapalan untuk crane, dan mudah-mudahan untuk escavator dan alsintan yang penjualan per tahun tidak besar bisa tumbuh setiap tahun.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya