Liputan6.com, Jakarta Berselaras dengan alam, energi, nafas, detak jantung, pikiran dan juga rasa. Bagi seorang penari, harmonia adalah sebuah simponi. Irama yang tersusun akan terjadi sebuah keindahan.
Tubuh adalah instrumen dasar seorang penari. Seorang penari akan mencurahkan waktu dan usaha yang sangat besar untuk mengembangkan kesadaran dan kontrol yang lebih tepat untuk menggapai keselarasan tubuh dan rasa.
Advertisement
Berguru kesegala guru adalah kunci, ini pula yang dilakukan maestro topeng Didi Nini Thowok. Rupa-rupa aksesori, berdandan, dan mematut diri di ruang ganti merupakan ritual yang harus dijalani.
Didik harus masuk dan merasuk kedalam topeng dwimuka ciptaanya. Didi Nini Thowok bukanlah sekedar nama olok-olok. Didi merasa sangat cocok dengan nama yang tak lazim yang terus menyodok dan kian mencolok. Bahkan nama ini menenggelamkan nama aslinya Didik Hadi Prayitno.
Dengan namanya ia telah mengelana 38 negara di seluruh dunia. Tak kurang 10 hak intelektual terdaftar atas nama Didik. 52 tahun Didik hidup dan menghidupi topeng. Belajar kemudian memberi. Nama bengkel tari Didik Nini Thowok terus bergaung hingga kini.