Liputan6.com, New York - Tuduhan mendapatkan keuntungan dari pihak Rusia di ajang Pilpres Amerika Serikat 2016 kembali menimpa kubu Donald Trump.
Anak laki-laki tertua Presiden Amerika Serikat, Donald Trump Jr dilaporkan bertemu dengan seorang pengacara Rusia, Nataliya Veselnitskaya, yang dilaporkan punya kaitan dengan Kremlin.
Advertisement
Pertemuan itu digelar pada 9 Juni 2016, di Trump Tower, New York City, atau dua minggu setelah Donald Trump ditetapkan sebagai capres Partai Republik.
Menurut dokumen yang didapat oleh The New York Times, seperti dikutip Liputan6.com pada Senin (10/7/2017), sebelum pertemuan Donald Trump Jr dijanjikan 'informasi yang merusak' terkait Hillary Clinton -- rival sang ayah dalam perebutan kursi Gedung Putih.
Pertemuan itu, menurut laporan, juga dihadiri oleh ketua kampanye saat itu, Paul J. Manafort dan menantu kesayangan Donald Trump, Jared Kushner.
Jika benar, maka itu akan menjadi pertemuan pertama antara pihak Rusia dan anggota lingkaran dalam Donald Trump yang terkonfirmasi.
Saat ini, penyelidik federal Amerika Serikat sedang menginvestigasi dugaan intervensi Rusia dalam Pilpres AS.
Pihak FBI dan Kongres sedang mencari tahu apakah pejabat kampanye Trump berkolusi atau terlibat dengan apa yang diduga sebagai plot Kremlin. Sejauh ini penyelidikan masih jauh dari kesimpulan.
New York Times mendapatkan informasi tersebut dari tiga penasihat Gedung Putih yang diberi infomasi tentang pertemuan tersebut, dan dua lainnya yang mengaku mengetahuinya.
Artikel pertama terkait pertemuan tersebut dimuat New York Times pada Sabtu lalu, 8 Juli 2017.
Namun, dalam wawancara lanjutan, para penasihat dan sejumlah orang lainnya mengungkapkan motivasi di belakang alasan pertemuan tersebut. Mereka berusaha mengelak.
Donald Trump Jr dan Veselnitskay mengonfirmasi adanya pertemuan tersebut. Namun keduanya mengaku, mereka tak mendiskusilkan tentang kampanye Pilpres AS.
Dalam pernyataannya yang dikeluarkan Minggu 9 Juli 2017, putra sulung Trump mengatakan, seorang kenalannya meminta ia untuk menemui seseorang yang mungkin punya informasi yang membantu kampanye kubu Republik.
"Aku tak diberi informasi soal nama orang tersebut sebelum pertemuan. Aku meminta Jared (Kushner) dan Paul (Manafort) untuk datang. Namun tak menginformasikan substansi pertemuan itu," kata Trump Jr.
Ia mengaku bertemu dengan pengacara dari Rusia atas permintaan seorang rekan dari kontes Miss Universe 2012 di mana sang ayah hadir pada malam finalnya di Moskow.
"Setelah berbasa-basi, wanita tersebut (Veselnitskaya) menyatakan, bahwa dia memiliki informasi, ada beberapa individu yang terhubung dengan Rusia mendanai Komite Nasional Demokrat dan mendukung Hillary Clinton. Pernyataannya samar, ambigu dan tidak masuk akal. Tidak ada rincian atau informasi pendukung yang diberikan atau bahkan ditawarkan. Dengan cepat menjadi jelas bahwa dia tidak memiliki informasi yang berarti," kata Trump Jr.
Trump Jr mengatakan, bahwa Veselnitskaya kemudian mengganti topik pembicaraan soal aturan adopsi yang melarang orang Amerika mengangkat anak-anak Rusia.
"Menjadi jelas bagi saya bahwa itu adalah agendanya yang sebenarnya. Klaim soal informasi yang berpotensi membantu kampanye Trump adalah dalih untuk pertemuan tersebut," tambah dia.
Sementara itu Veselnitskaya mengatakan, bahwa pertemuan itu tak ada hubungan dengan kampanye Pilpres AS. Ia juga mengaku tak bertindak atas nama Pemerintah Rusia.
Sementara itu, pada Minggu lalu, Donald Trump mengatakan intervensi dalam sebuah pemilu sangat mungkin dilakukan oleh negara lain selain Rusia. Aksi itu merupakan praktik yang tak aneh dan dilakukan semenjak dahulu kala.
Saksikan video menarik berikut ini: