Liputan6.com, Jakarta Pernah dengar pepatah, "Berteman dengan tukang minyak wangi, kita akan ikut mendapatkan harumnya. Berteman dengan pandai besi, bisa mendapatkan bau asapnya"? Pepatah tersebut menggambarkan betapa teman memiliki pengaruh besar dalam hidup seseorang. Hal ini pun telah diungkap oleh studi ilmiah.
Teman-teman atau sahabat yang ada di sekeliling tak hanya membuat kita lebih sehat, bahagia, dan menarik, tapi juga memengaruhi kecerdasan. Beragam studi menunjukkan, pemikiran atau opini seseorang secara signifikan terbentuk akibat orang-orang di sekeliling mereka, seperti teman.
Advertisement
Melansir laman Reader's Digets, Senin (10/7/2017), peneliti mengatakan, ketika pemikiran, ide, atau ketertarikan orang lain selaras dengan Anda, otak akan memberi sinyal positif yang berdampak pada perasaan senang. Namun bila pemikiran atau opini Anda tidak sejalan dengan orang-orang di sekitar, hal itu akan mengaktifkan rasa sakit dan kecewa di otak.
Saat menghadapi kondisi tersebut, ada dua kemungkinan yang terjadi: Anda berpura-pura setuju sambil menyimpan ketidaksetujuan, atau mengubah pikiran agar sesuai dengan pendapat orang banyak.
Menurut peneliti, kemungkinan kedualah yang lebih sering terjadi. Pada studi yang dilakukan pada 1956 oleh para psikolog di Swarthmore College, para partisipan mendeskripsikan garis hitam secara berbeda-beda, tergantung dari opini teman-teman di sekitar mereka. Sementara studi lain menunjukkan hasil serupa, suka atau tidak, otak Anda secara otomatis akan menyesuaikan dengan pikiran teman-teman Anda.
Jadi, bijaklah dalam memilih teman. Bila Anda ingin sukses, tak ada salahnya untuk lebih banyak bergaul dengan mereka-mereka yang memiliki pemikiran selaras dengan Anda.