Liputan6.com, Jakarta Tidur menjadi satu hal yang penting dan harus benar-benar dijaga sejak Anda telah bekerja sepanjang hari di kantor dan mengalami stres. Sayangnya, terlalu letih dan stres karena pekerjaan juga masih terbawa sampai ke tempat tidur. Apakah Anda salah seorang yang mengalaminya?
Dilansir dari mydomaine.com, Rabu (12/7/2017), kurangnya waktu tidur pada malam hari dapat berdampak pada metabolisme yang melambat dan ketidakseimbangan hormon. Sebuah studi terbaru yang diterbitkan di Neurology menemukan bahwa kurang tidur juga dapat meningkat risiko terkena penyakit alzheimer.
Advertisement
Studi tersebut didapat setelah melakukan survei terhadap 101 individu dengan usia rata-rata 63 tahun yang memiliki fungsi kognitif normal. Selain mengisi kuesioner tentang tidur yang benar, cairan spinal mereka juga dianalisis untuk mengetahui adanya plak yang merupakan ciri khas dari penyakit alzheimer.
Para peneliti menemukan kualitas tidur yang buruk, masalah tidur di malam hari, atau rasa kantuk pada siang hari terkait dengan peningkatan indikator cairan spinal penyakit alzheimer.
"Tidak semua orang yang memiliki masalah dengan waktu tidur akan meningkatkan risiko terkena alzheimer," ujar Barbara B. Bendlin, penulis senior studi tersebut, sekaligus profesor kedokteran di University of Wisconsin School of Medicine and Public Health.
Selain itu, waktu tidur yang cukup dan kualitas tidur yang baik dapat meningkatkan kemampuan otak untuk membersihkan protein beracun yang membentuk alzheimer. Jadi, mulai sekarang usahakan untuk memiliki waktu yang cukup dan kualitas tidur yang baik.
Saksikan Video Menarik Berikut ini: