Liputan6.com, Jakarta - Minuman keras dan mengemudi mobil bukanlah kombinasi yang bagus. Namun, hal tersebut dipatahkan oleh sejumlah ilmuwan Skotlandia, dengan penemuan whisky yang mampu menjadi bahan bakar mobil.
Melansir Jalopnik, Rabu (12/7/2017), sebuah perusahaan yaitu Celtic Renewables Ltd, dari Edinburgh Napier University mampu menciptakan bahan bakar dari whisky yang disebut Biobutanol.
Baca Juga
Advertisement
Menurut laporan BBC, bahan bakar dari minuman keras ini bisa juga digunakan sebagai pengganti bensin atau solar. Bahkan bagi pemilik mobil yang berniat menggunakan biobutanol ini, tidak perlu repot-repot untuk melakukan ubahan di mesin.
Bahan bakar biobutanol ini terbuat dari residu atau sisa proses fermentasi dalam pembuatan whisky. Bahan yang disebut draff dan pot ale ini, memang sama sekali tidak berguna bagi industri whisky, jadi bisa dimanfaatkan untuk industri otomotif.
"Apa yang kami kembangkan adalah proses menggabungkan cairan dengan bahan yang ada dan mengguna proses fermentasi tradisional yang sama sekali berbeda, disebut ABE. Proses ini membuat zat kimia yang disebut biobutanol," jelas pendiri dan President Celtic Renewables, Martin Tangney.
Sementara itu, seorang reporter berita di Skotlandia juga sudah mencoba mengendarai mobil dengan bahan bakar biobutanol.
Menurutnya, tidak ada perbedaan yang signifikan antara mobil menggunakan bahan bakar konvensional atau dengan bahan bakar whisky ini.
Dengan adanya penemuan ini, Celtic Renewables mendapat hadiah US$11,6 juta untuk membangun sebuah pabrik demonstrasi komersial guna memproduksi bahan bakar ini. Kabarnya, pabrik tersebut akan beroperasi penuh pada 2019, dan akan menggandeng negara-negara penghasil whisky lainnya.
Simak Juga Video Menarik Berikut Ini: