Liputan6.com, Purbalingga – Festival Film Purbalingga (FFP) 2017 sudah memasuki tahun yang ke-11. Ajang kompetisi dan pemutaran film indie yang diselenggarakan oleh Cinema Lovers Community (CLC) Purbalingga itu, kini menjadi salah satu festival film yang mulai diperhitungkan sampai tingkat nasional.
Setiap tahun, penyelenggara selalu berusaha menyajikan hal-hal yang baru untuk menarik dan melibatkan masyarakat secara lebih luas.
"Bicara soal terobosan, tahun ini kami memulai eksperimen program baru yang kami namakan Nonton Bersama Tetangga," ujar Direktur CLC Bowo Leksono, Selasa, 11 Juli 2017.
Ide dari program ‘Nonton Bareng Tetanggga’ adalah menawarkan kepada pemilik rumah untuk mewakafkan ruang TV atau teras atau pekarangannya untuk menjadi tempat pemutaran film program FFP 2017 dan mengundang tetangga sekitarnya untuk menonton film Indonesia dan Banyumas Raya.
FFP resmi dibuka pada Sabtu, 8 Juli 2017, yang ditandai dengan sebelas kali pemukulan gong oleh Bupati Purbalingga Tasdi. Pembukaan acara dipusatkan di lapangan Desa Kramat, Kecamatan Karangmoncol, Kabupaten Purbalingga.
"Dalam bidang film, kami berharap nantinya terus muncul generasi baru yang mengharumkan nama Purbalingga di kancah nasional bahkan internasional," kata Tasdi.
Baca Juga
Advertisement
Ribuan warga Desa Kramat dan sekitarnya berkumpul di lapangan dari anak-anak hingga orangtua. Pedagang kecil dadakan pun menjajakan dagangannya di pinggiran lapangan.
Tahun ini, penyelenggaraan FFP juga bekerja sama dengan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf). Muhammad Heykal, Kepala Deputi Hubungan Antarlembaga dan Wilayah Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) mengatakan, ia dan rombongan terkejut dengan antusiasme warga akan FFP.
"Kemeriahan di FFP tercipta dari warga desa yang memang selama ini jauh dari produk kreatif film. Kami semakin mantap untuk terus bekerja sama dengan CLC sebagai penyelenggara FFP," ujarnya.
FFP akan digelar hingga 5 Agustus 2017. Selain Nonton Bareng Tetangga dan program lainnya, FFP tetap mempertahankan layar tanjleb sebagai trade mark-nya. Sebanyak 38 film karya pelajar Sekolah Menengah Atas bakal berlaga pada ajang tersebut
Tidak hanya di Purbalingga, FFP juga melebarkan sayap semua kabupaten di Banyumas Raya sampai ke Kabupaten Kebumen. Manajer FFP, Nanki Nirmanto mengatakan minat pencinta film setiap tahun semakin meningkat.
"FFP Tahun lalu empat kabupaten, sekarang tambah satu lagi. Kebumen ikut berkontribusi," ujarnya.
Selain itu, FFP juga ikut serta mengangkat potensi ekonomi kreatif lokal, utamanya dalam skala mikro. FFP 2017 menghadirkan paket perjalanan wisata berbasis program Layar Tanjleb yang disertai produksi video promosi wisata dan ekonomi kreatif mikro Purbalingga dan Banyumas Raya.
Saksikan video menarik di bawah ini: