Sampoerna Pakai Pembangkit Tenaga Surya di Karawang dan Surabaya

PT HM Sampoerna Tbk memakai sistem pembangkit listrik tenaga surya di pabrik Karawang dan Surabaya.

oleh Agustina Melani diperbarui 12 Jul 2017, 20:51 WIB
Aktivitas di pabrik sigaret kretek tangan (SKT) PT HM Sampoerna Tbk di Surabaya, Kamis (19/5). HMSP mendapat rekor MURI dengan kecelakaan kerja nihil selama 20 tahun (1996-2006). (AFP Photo/Juni Kriswanto)

Liputan6.com, Jakarta - PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) memanfaatkan energi baru terbarukan melalui potensi tenaga surya di fasilitas perseroan.

Presiden Direktur PT HM Sampoerna Tbk Mindaugas Trumpaitis menuturkan, pihaknya berkomitmen mengembangkan bisnis bertanggung jawab dan berkelanjutan. Komitmen ini mencakup pengurangan emisi karbon, pemanfaatan energi alternatif dan efisiensi energi.

Sejak 2016, Sampoerna telah mulai mengembangkan sumber energi ramah lingkungan di fasilitasnya. Salah satu proyek dengan sistem pembangkit listrik tenaga surya di pabrik PT HM Sampoerna Tbk di Karawang, Jawa Barat dan kantor pusat perusahaan di Surabaya, Jawa Timur.

Sumber energi ramah lingkungan itu dilengkapi dengan sistem tipe on-grid. Sistem pembangkit listrik tenaga surya on-ground di Karawang dibangun untuk secara langsung memasok listrik ke lini produksi sigaret kretek mesin.

Pembangkit listrik itu berkapasitas 449 KWp. Sistem ini dapat menghasilkan listrik sebesar 609 MWH per tahun. Selain itu, panel surya atap di Surabaya hasilkan listrik yang disalurkan ke kantor dan fasilitas produksi sigaret kretek tangan berkapasitas 63 KWp yang menghasilkan listrik 93 MWH per tahun. Perpaduan kedua sistem ini akan mengurangi emisi karbon Sampoerna sebesar 603.479 kg per tahun.

Proyek ini diresmikan pada April 2017 yang akan disiapkan untuk pasokan jangka panjang hingga lebih dari 20 tahun ke depan.

"Peresmian fasilitas panel surya kami di Karawang dan Surabaya merupakan terobosan untuk pengembangan energi terbarukan di sektor swasta. Inisiatif ini sangat penting dalam mendorong penerapan teknologi berkelanjutan baru dan upaya pendukung untuk mengurangi emisi CO2 yang menghasilkan udara lebih bersih bagi kita dan untuk Indonesia," jelas Trumpaitis, dalam keterangan tertulis, Rabu (12/7/2017).

Sebelumnya induk usaha PT HM Sampoerna Tbk yaitu, Philip Morris International (PMI) fokus mengatasi perubahan iklim dengan mengurangi emisi terkait bahan bakar fosil yang merupakan salah satu fokus PMI.

Pembangunan sistem pembangkit listrik tenaga surya merupakan salah satu contoh terbaru dari banyak program yang akan dihadirkan. Pada 2015, PMI mampu mencapai 24 persen hingga melampaui target 20 persennya dalam mengurangi emisi terkait bahan bakar fosil dari pengoperasian produksi. PMI memasang target lebih tinggi agar PMI dapat mencapai 30 persen pengurangan jejak karbon di seluruh rantai nilainya pada 2020.

 

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya