Liputan6.com, Moskow - Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov berharap hubungan bilateral antara Rusia dengan Uni Eropa kembali menjadi normal secara perlahan.
Baca Juga
Advertisement
Hal tersebut ia sampaikan saat tengah berbincang dengan Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan, Federica Mogherini.
Dikutip dari laman RBTH, Kamis (13/7/2017), Sergey Lavrov juga mengatakan ada faktor yang membuat Rusia dan Uni Eropa dapat memahami satu sama lain, yaitu kedekatannya sebagai tetangga.
Sehingga dibutuhkan persetujuan bersama untuk mengatasi permasalahan tersebut.
"Dalam situasi apa pun, Rusia dan Uni Eropa adalah tetangga dan kita semua dapat menyelesaikan segala permasalahan dengan cara musyawarah, sehingga menghasilkan sebuah keputusan," ujar Sergey Lavrov.
"Saya pikir situasinya akan kembali ke jalur normal. Ini sesuai kepentingan utama Rusia dan Uni Eropa. Kedua pihak juga telah setuju, bahwa diperlukan komunikasi bilateral secara reguler agar segala permasalahan dapat terselesaikan," ujarnya.
Sejarah mencatat, Rusia dan Uni Eropa memiliki hubungan yang pasang surut di abad ke-21.
Pada 2011, kedua pihak menandatangani perjanjian di berbagai bidang, seperti politik, energi, ekonomi, serta keamanan.
Namun, pada 2015 terjadi perselisihan yang disebabkan tuduhan berbagai pihak terkait andil Rusia dalam aneksasi Krimea dan konflik di Donbass, Ukraina.