5 Negara dengan Ekonomi Terbaik di Dunia, Mana Saja?

Berikut adalah 5 negara dengan tingkat perekonomian yang baik menurut data Database Outlook Ekonomi Dunia IMF pada April 2017

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Jul 2017, 18:00 WIB
Ilustrasi pertumbuhan Ekonomi

Liputan6.com, Jakarta - Pertumbuhan ekonomi sangat dibutuhkan oleh sebuah negara. Hal tersebut karena tingkat kesejahteraan dan kemajuan sebuah negara diukur dari tingkat ekonomi negara tersebut.

Maka tak heran, setiap pemimpin negara selalu berlomba-lomba untuk mendorong pertumbuhan ekonomi negaranya agar tidak masuk ke jurang kejatuhan atau resesi. Ada berbagai cara yang dilakukan agar ekonomi negara tak memburuk, seperti menarik investasi, membangun infrastruktur dan juga termasuk berhutang.

Berikut adalah lima negara dengan tingkat perekonomian yang baik menurut data IMF pada April 2017 seperti ditulis Sabtu (15/7/2017):

1. Amerika Serikat

Tingkat perekonomian AS memang tidak perlu diragukan lagi. Negara ini memang sudah menjadi panutan banyak negara dari segala aspek. Perekonomian US$ 19,42 triliun adalah 25 persen dari produk dunia bruto. Amerika Serikat adalah negara adidaya ekonomi yang sangat maju dalam hal teknologi dan infrastruktur dan memiliki sumber daya alam yang melimpah. Namun, ekonomi AS kehilangan tempatnya sebagai ekonomi nomor satu tergeser oleh China bila diukur dari PDB berdasarkan PPP. Dalam hal ini, GDP China adalah US$ 23,19 triliun melebihi PDB AS sebesar US$ 19,42 triliun.

2. China

China telah mengubah dirinya dari ekonomi tertutup yang direncanakan secara terpusat pada tahun 1970-an ke pusat manufaktur dan ekspor selama bertahun-tahun. Sejak memulai reformasi pasar pada tahun 1978, raksasa Asia tersebut telah mencapai pertumbuhan ekonomi rata-rata 10 persen per tahun (meskipun baru-baru ini melambat). Dan dalam prosesnya, mengangkat hampir separuh dari 1,3 miliar penduduknya keluar dari kemiskinan dan menjadi ekonomi terbesar kedua yang tak terbantahkan di dunia.

Perekonomian China telah melampaui ekonomi AS dalam hal PDB, berdasarkan ukuran lain yang dikenal sebagai purchasing power parity/PPP), dan diperkirakan akan maju melampaui AS di tahun-tahun berikutnya.

3. Jepang

Perekonomian Jepang saat ini berada di urutan ketiga dalam hal PDB nominal, sementara itu tergelincir ke posisi keempat saat membandingkan PDB dengan paritas daya beli (PPP). Perekonomian telah menghadapi masa-masa sulit sejak 2008, saat pertama kali menunjukkan gejala resesi. Paket stimulus tidak konvensional dikombinasikan dengan imbal hasil obligasi subkelas dan mata uang yang lemah telah semakin menguatkan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi sekitar 1 persen di tahun 2016 dan berlanjut menjadi sekitar 1,2 persen pada tahun 2017; Namun, diperkirakan masih di bawah 1 persen selama lima tahun ke depan. PDB nominal Jepang adalah US$ 4,84 triliun, PDB (PPP) US$ 5,42 triliun, dan PDB (PPP) per kapita adalah US$ 42,860.


4. Jerman


4. Jerman

Jerman adalah negara ekonomi terbesar dan terkuat di Eropa. Pada skala dunia, Jerman sekarang ada di peringkat keempat dalam hal PDB nominal. Perekonomian Jerman dikenal dengan ekspor mesin, kendaraan, peralatan rumah tangga, dan bahan kimia. Jerman memiliki angkatan kerja yang terampil. Namun ekonomi Jerman menghadapi tantangan yang tak terhitung jumlahnya di tahun-tahun mendatang, mulai dari Brexit sampai krisis pengungsi.

Ukuran PDB nominalnya adalah US$ 3,42 triliun, sedangkan PDB dalam hal paritas daya beli adalah US$ 4,13 triliun. PDB Jerman per kapita adalah US$ 49.814, dan ekonomi telah bergerak pada tingkat moderat 1-2% persen dalam beberapa tahun terakhir dan diperkirakan akan tetap seperti itu.


5. Inggris

Inggris, dengan PDB US$ 2,5 triliun, saat ini merupakan yang terbesar kelima di dunia. PDB dalam hal PPP sedikit lebih tinggi pada US$ 2,91 triliun sementara PDB (PPP) per kapita adalah US$ 44.001. Perekonomian Inggris terutama didorong oleh layanan, karena sektor ini menyumbang lebih dari 75 persen terhadap PDB. Dengan pertanian memberikan kontribusi minimal 1 persen, manufaktur merupakan penyumbang kedua terbesar untuk PDB.

( Fransiska Wahyuning)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya