Bayi-Bayi Hebat Bertahan Hidup Usai Dibuang Orangtua

Mereka tetap bertahan hidup walau tanpa tanpa kasih sayang orangtua usai dilahirkan ke dunia.

oleh Reza EfendiFajar Eko NugrohoMohamad FahrulMuhamad Ridlo diperbarui 13 Jul 2017, 17:00 WIB
Ilustrasi Bayi

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Bupati Brebes, Jawa Tengah, Narjo, dan seorang warga, Lusi Indira Isni, memperebutkan bayi mungil korban kekejian orangtua. Keduanya punya keinginan sama, yaitu ingin mengadopsi bayi cantik yang dibuang orangtuanya tersebut.

Mereka juga sama-sama prihatin serta kasihan dengan bayi malang tak berdosa itu. Baik Narjo maupun Lusi menyayangkan keputusan si orangtua yang membuang bayi diduga hasil hubungan gelap tersebut.

Narjo dan Lusi rupanya hanya segelintir dari sejumlah warga yang juga ingin mengasuh bayi mungil yang ditemukan di gerobak satai tersebut. Bahkan tak sedikit yang sudah mengontak pihak rumah sakit dan menyampaikan keinginan untuk mengadopsi.

Sepenggal cerita di atas hanya satu dari beberapa kejadian bayi dibuang oleh orangtua. Hebatnya lagi, meski bayi-bayi itu tak diinginkan orangtua, mereka mampu bertahan hidup. Mereka tetap bertahan hidup walau tanpa tanpa kasih sayang orangtua usai dilahirkan ke dunia.

Liputan6.com punya catatan bayi-bayi hebat yang mampu bertahan hidup meski dibuang begitu saja oleh orangtua usai dilahirkan. Setidaknya ada empat kejadian bayi dibuang dalam dua bulan terakhir.


Bayi Bertahan Hidup di Gerobak Satai

Bayi cantik yang dibuang di gerobak sate di Brebes (Liputan6.com / Fajar Eko Nugroho)

Seorang warga yang beraktivitas di Komplek Pasar Induk Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, tak menyangka kardus yang ditinggalkan di atas gerobak satai itu berisi bayi merah berkelamin perempuan. Bayi berselimut merah muda yang diletakkan dalam kardus itu masih hidup saat ditemukan pada Jumat, 2 Juni 2017 sekitar pukul 04.30 WIB.

Kardus berisi bayi itu awalnya diletakkan di atas gerobak satai. Saat diperiksa ari-ari bayi itu masih menempel.

"Setelah dibuka anak saya dan memberitahu istri (Arifiarehanawati), mereka kaget ternyata kardus di atas gerobak itu berisi seorang bayi perempuan," ucap Abdullah (48), pemilik gerobak satai tersebut, di kediamannya.

Abdullah mengatakan istrinya sudah melihat kardus di gerobaknya sejak pukul 03.15 WIB. Namun, ia tak merasa curiga.

"Jam 03.15 WIB, istri saya keluar rumah dan melihat ada kardus di atas gerobak, tapi enggak terlalu diperhatiin. Baru sehabis Subuh, saat anak saya akan memindahkan gerobak dan membuka isi kardus, ternyata berisi bayi," kata dia.

Sekitar dua jam kardus berisi bayi itu berada di atas gerobak yang terparkir di samping rumahnya, ia tak mendengar sang bayi menangis. "Makanya, enggak tahu kalau di dalam kardus itu ada bayinya," ia menjelaskan.

Alami Hipotermia

Sementara itu, Direktur RSUD Brebes dr Oo Suprana mengatakan saat ini kondisi bayi perempuan yang ditemukan di kompleks pasar induk sedang dalam penanganan medis di RSUD Brebes.

"Tadi pagi sekitar pukul 05.30 WIB, bayi itu diantarkan Dokkes polisi ke sini. Saat ini, bayi sedang perawatan intensif," ucap dr Oo Suprana.

Ia menyatakan, kondisi bayi perempuan itu dalam keadaan sehat meskipun sempat mengalami hipotermia. "Saat pertama datang ke sini, kedua tangannya sudah mulai membiru dan mengering. Dan juga badannya menggigil kedinginan," dia menambahkan.

Ia memperkirakan, sebelum ditemukan warga bayi itu baru saja dilahirkan beberapa jam sebelumnya. Bayi perempuan malang itu memiliki panjang 47 cm dengan berat 2,9 kilogram.

"Untuk sementara, bayi ini kami rawat dulu, karena usianya baru satu hari dan baru lahir. Bayi ini membutuhkan asupan gizi yang optimal dan perawatan lebih intensif," ujar Oo.

Jadi Rebutan

Sejumlah warga mengaku telah menghubungi pihak rumah sakit dan ingin mengadopsinya. Lusi Indira Isni (35), warga Kelurahan Brebes, adalah salah satunya. Dia merasa prihatin dan kasihan kepada si bayi. Dia menyatakan pihaknya ingin mengadopsi bayi tersebut.

"Jika memang tidak ada yang mengakui serta orangtua dari bayi dan tidak menginginkan adanya bayi itu, saya siap mengadopsi dan merawatnya," ucap Lusi Indira Isni, Senin 5 Juni 2017.

Keinginan serupa juga dilontarkan Wakil Bupati Brebes, Narjo. Ajudannya, Robby Mahardika, menjelaskan bahwa wakil bupati ingin mengadopsi bayi tersebut.

"Ya memang pak wakil siap untuk mengasuh bayi itu," ucap Robby Mahardika.

Ia mengatakan, Narjo tak mau gegabah dalam mengambil alih hak asuh anak tersebut. "Bapak tetap menunggu, barangkali orang tua aslinya terketuk pintu hatinya dan mengambil bayi itu lagi," kata dia.

Sedangkan, Tulus, seorang warga Kota Tegal, juga berharap dapat mengadopsi bayi perempuan tersebut.

"Saya minta tolong didaftarkan ke Dinsos siap mengadopsi bayi itu. Dan juga untuk prosedurnya segera saya lengkapi kalau memang ada harapan dan peluang mengadopsi," ucap Tulus.


Bayi Bertahan Hidup di Pinggir Jalan

Diperkirakan bayi itu dibuang 8 jam sebelum ditemukan. (Liputan6.com/Mohamad Fahrul).

Pasangan suami istri asal Desa Beluk Kenek, Kecamatan Ambunten, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, menemukan bayi terbungkus selimut kuning di pinggir jalan pada Kamis malam, 8 Juni 2017. Bayi mungil berjenis laki-laki yang berada di bawah lampu penerangan jalan umum (PJU) akhirnya dibawa pulang ke rumah mereka untuk dirawat.

Penemuan bayi mungil berawal saat warga bernama Baisuni (45) dan istrinya Asniyah (34) sedang melintas di jalan Desa Bunbarat, Kecamatan Rubaru, sekitar pukul 19.00 WIB. Setiba di jalan yang sedang rusak dia mengurangi laju kecepatan motornya. Setelah suara mesin kendaraannya pelan, tiba-tiba terdengar suara tangisan bayi.

"Saya kira tangisan itu bukan bayi, tapi setelah berhenti anak saya ngotot menyuruh cari anak yang nangis. Akhirnya saya berhentikan motor dan meminta istri untuk mencari sumber tangisan bayi tersebut. Ternyata benar ada bayi sedang tergelak di pinggir jalan," kata Baisuni, Jumat, 9 Juni 2017.

Baisuni menjelaskan, bayi yang ditemukan masih dalam kondisi hidup. Di sampingnya terdapat peralatan serta kebutuhan bayi, di antaranya susu bubuk 1 kardus, air mineral 1 botol, dan satu buah botol susu.

Bayi tersebut pun langsung digendong dan dibawa dibawa pulang ke rumah saudara Baisuni di Desa Kalebengan, Kecamatan Rubaru.

"Setelah banyak warga mengetahui kalau saya menemukan bayi, mendadak sontak warga di desa ini berdatangan untuk melihat bayi itu. Sampai waktu sahur masih banyak warga berdatangan ke rumah yang penasaran ingin tahu bayi yang saya temukan," ucap dia saat ditemui Liputan6.com.

Bahkan hingga beberapa hari warga hilir mudik mendatangi rumah Mariyam (50), saudara Baisuni yang mengasuh bayi mungil dan sehat dengan berat badan 3,1 kilogram itu. Maryam pun berjanji akan merawat bayi yang ditemukan Baisuni seperti anaknya sendiri. Maka apabila ada yang meminta bayi itu tidak akan diberikan, karena ia ingin merawat bayi itu sampai dewasa.

Kasubag Humas Polres Sumenep AKP Suwardi mengatakan, pihaknya saat ini masih menyelidiki dengan mengumpulkan barang bukti serta meminta keterangan saksi-saksi untuk dapat mengungkap pelaku pembuang bayi tersebut. Sehingga dalam penyelidikan nantinya bisa diketahui motif yang menjadi penyebab bayi mungil itu ditinggalkan di pinggir jalan.

"Kalau dari hasil pemeriksaan tim medis, saat dibuang bayi itu diperkirakan masih berumur delapan jam," ucap dia.


Bayi Bertahan Hidup di Tempat Sampah

Bayi lelaki yang dibuang ke tempat sampah itu ditemukan oleh pemulung. (Liputan6.com/Reza Efendi)

Warga di kawasan Jalan Brigjen Katamso, Kota Medan, Sumatera Utara, dihebohkan penemuan bayi yang diduga dibuang oleh orangtuanya. Bayi berjenis kelamin laki-laki itu dibuang di lokasi pembuangan sampah.

Kapolsek Medan Kota Kompol Martuasah Tobing mengatakan, bayi tersebut ditemukan sekitar pukul 01.00 WIB dini hari. Bayi yang diduga berusia tiga hari itu pertama kali ditemukan oleh seorang pemulung yang kemudian melaporkannya kepada warga.

"Bayi itu ditemukan di tempat pembuangan sampah toko sparepart sepeda motor bernomor 771," kata Martuasah, Jumat, 7 Juli 2017.

Ia menjelaskan, warga yang mengetahui penemuan bayi langsung melaporkannya ke petugas yang sedang berjaga di Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polsek Medan Kota, yaitu Aiptu Irwansyah, dan turun ke lokasi untuk mengecek.

Saat tiba di lokasi, petugas kepolisian melihat bayi lelaki itu diletakkan di dalam kardus dengan berselimut kain. Selanjutnya, bayi itu dibawa ke Klinik Bidan Syam di Jalan Pasar Senin, Kecamatan Kampung Baru.

"Keterangan warga menyebut, bayi ditemukan pertama kali oleh seorang pemulung yang saat ini belum diketahui identitasnya," ujar Martuasah.

Untuk sementara waktu, bayi malang tersebut diasuh terlebih dahulu di Klinik Bidan Syam oleh ibu Saminah br Ginting. Pihaknya kini mendalami kasus dan meminta keterangan dari saksi-saksi di lokasi tempat penemuan bayi lelaki itu.

"Beberapa saksi telah kita mintai keterangan," ujar Martuasah.


Bayi Bertahan Hidup di Semak-Semak

Bayi lelaki berkulit putih itu dibiarkan di dalam tas kresek dan diletakkan di semak-semak. (Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Masyarakat Banjarnegara, Jawa Tengah, dihebohkan dengan penemuan bayi lelaki di dalam tas keresek yang dibuang ke semak-semak pada Selasa pagi, 12 Juli 2017, sekitar pukul 05.15 WIB. Bayi malang itu ditemukan di jalan kecil Desa Karangkobar dalam kondisi kedinginan dan tali pusat masih menempel.

Kabar itu pun sampai ke Bupati Banjarnegara, Budhi Sarwono. Dia bergegas mengunjungi bayi itu di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Banjarnegara.

Dia ingin memastikan seluruh fasilitas rumah sakit daerah tersebut siap menangani bayi tersebut. Dia juga ingin memastikan bahwa bayi yang ditemukan di pinggir jalan tersebut dirawat secara intensif.

Sesampai di RSUD, bupati menanyakan kondisi sang bayi kepada Direktur RSUD Agung Budianto. Rupanya, Budhi berniat mengadopsi bayi malang ini.

"Saya siap merawat dan membesarkan bayi tersebut sebagaimana layaknya bayi yang dirawat penuh kasih sayang oleh orangtuanya, karena ini merupakan titipan Ilahi. Sehingga sebagai manusia saya terketuk untuk mengadopsinya sebagai anak," kata Budhi, melalui keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com dari Humas Polres Banjarnegara, Selasa malam, 11 Juli 2017.

Bupati Budhi pun berencana akan segera membawa bayi tersebut ke rumahnya untuk dirawat jika kondisinya sudah stabil. Surat adopsi, menurut dia, akan segera diurus sambil menunggu penyelidikan dari pihak kepolisian.

Budhi mengakui saat ini dia sudah mengadopsi lima anak dengan latar belakang berbeda. Dia juga menyatakan siap memberikan perawatan ekstra hingga bayi tersebut benar-benar sehat dan tumbuh berkembang dengan baik.

"Ini merupakan anak yang keenam. Semua anak yang saya adopsi kami temukan dalam kondisi berbeda. Ada juga yang ditemukan kondisinya seperti bayi yang saya temukan sekarang, yaitu dibungkus plastik," katanya.

Kepala RSUD Banjarnegara Agung Budianto menjelaskan, saat ini kondisi bayi lelaki itu semakin membaik dan sehat, setelah dilakukan berbagai perawatan dan tes darah. Bayi memiliki bobot 3 kilogram dan panjang 49 sentimeter.

"Setelah menjalani perawatan, dan jika dipastikan kondisinya stabil, bayi tersebut sudah bisa dibawa untuk diasuh oleh Bapak Bupati," ujar Agung.

Saat ditemukan, kondisi bayi malang itu amat memprihatinkan. Dia diduga ditelantarkan begitu dilahirkan. Bayi tersebut ditemukan dalam kondisi menangis dan menggigil kedinginan. Namun secara umum, organ vital si jabang bayi normal dan sehat.

Sementara, Kapolres Banjarnegara AKBP Nona Pricilia Ohei melalui Kapolsek Karangkobar Kompol Sarwono mengatakan, kepolisian masih menyelidiki pelaku penelantaran bayi ini. Kepolisian juga telah berkoordinasi dengan pemerintah Desa Karangkobar sekitar untuk mengetahui orangtua si bayi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya