Liputan6.com, Jakarta - Para karyawan Vertu merasa khawatir karier mereka akan terancam dan kehilangan kontribusi pensiun lantaran sang pemilik, Murat Hakan Uzan, tak mampu mengendalikan bisnisnya.
Vertu telah gagal menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan setelah mereka hanya mampu membayar krediturnya senilai 1,9 juta pound sterling dari total utang sebesar 128 juta pound sterling.
Lalu bagaimana nasib karyawan Vertu yang berjumlah sekitar 200 orang? Minggu lalu, Daily Mail melaporkan dana pensiun sekitar 500 ribu pound sterling diduga telah dibekukan perusahaan. Pada akhir Juni 2017, dana tersebut dimasukkan ke kas administrasi oleh Uzan yang membeli Vertu pada Maret 2017.
Mereka yang kehilangan pekerjaan di antaranya tim perajin yang menggarap smartphone Vertu menggunakan bahan kulit burung unta, emas, dan permata. Proses pembuatan manual dengan tangan menjadikan smartphone mewah itu dijual dengan harga mencapai Rp 400 jutaan.
Baca Juga
Advertisement
"Sudah dilakukan likuidasi dan saya tidak akan membayar karyawan lagi," kata juru bicara eksternal Vertu kepada Beeb yang dikutip dari Mirror, Jumat (14/7/2017).
Ian Fogg, analis dari IHS Technology, mengatakan, setelah Vertu dibeli oleh pria asal Turki tersebut, perusahaan dinilai menjalankan strategi yang tak wajar.
"Sangat tidak biasa, Vertu membuat telepon dengan jumlah sangat sedikit, tetapi harganya sangat mahal," ujar Ian Fogg kepada BBC.
Ia menuturkan, Vertu menghadapi persaingan ketat dari perusahaan lain yang menawarkan pengalaman berbeda (tak hanya menyuguhkan kemewahan), yakni pelanggan dapat mengustomisasi handset dengan permata dan logam mulia sesuai keinginan.
Meski perusahaan telah berhenti beroperasi, Uzan yang kini tinggal di Paris disebut-sebut akan tetap mempertahankan kepemilikan merek, teknologi, dan lisensi desain Vertu.
Menurut orang terdekatnya, Uzan bersikeras menghidupkan kembali perusahaan di masa depan. Kemungkinan besar aspek yang membuat Vertu unik bisa dikembalikan.
Vertu berdiri pada 1998 dan mulanya perusahaan ini adalah bagian dari Nokia. Vertu kemudian dijual pada 2012 kepada perusahaan pribadi EQT. Lalu pada 2015 Vertua dijual kepada perusahaan Tiongkok Godin Holding. Uzan kemudian membeli Vertu dan di tangannya pula, Vertu mengalami kebangkrutan.
Tonton video menarik berikut ini:
(Isk/Why)