Liputan6.com, Tampa, Florida Baru-baru ini seorang ibu, Kaitlin Hill, mengunggah sebuah foto yang memperlihatkan anaknya yang berumur tiga tahun mengalami cedera saat bermain trampolin.
Baca Juga
Advertisement
Akibat kejadian itulah Kaitlinmenyadari betapa membahayakan bermain trampolin untuk anak-anak. "Sebagai orangtua, saya merasa terdorong memberitahukan bahaya trampolin pada anak-anak. Anak saya, Colton harus menjalani enam minggu untuk perawatan tulang. Dia mengalami patah tulang di paha saat bermain trampolin," tulis Kaitlin pada akunFacebooknya.
Menurut ahli bedah ortopedi, Armin Tehrany, anak-anak memang sangat rentan mengalami patah tulang akibat bermain trampolin.
Berdasarkan laporan yang ada di jurnal American Academy of Pediatrics, sebaiknya trampolin tidak digunakan oleh anak-anak, terutama di bawah enam tahun, kecuali ada pengawasan dari orang dewasa. Hal ini dilakukan guna menghindari anak jungkir balik saat melompat.
Armin melanjutkan, permukaan trampolin yang lembut tidak menjamin keamanan. Lompatan yang tinggi justru memberikan banyak tekanan pada pertumbuhan tulang. Sehingga, anak rentan alami patah tulang dan cedera lainnya jika mendarat tidak tepat.
Lebih lanjut, seperti dikutip dari USA Today, Jumat (14/7/2017), untuk taman yang menyediakan trampolin, pihak pengelola perlu menyiapkan rekomendasi medis dan pedoman keselamatan agar orangtua mengambil keputusan yang lebih tepat, apakah anaknya boleh bermain trampolin atau tidak.