Liputan6.com, Pekanbaru - Dua laki-laki berkewarganegaraan Jerman diamankan Polsek Tampan, Kota Pekanbaru. Dugaan awal, keduanya terlibat organisasi terlarang Islamic State of Syria and Iraq (ISIS) karena di dalam kamarnya ditemukan bendera bertuliskan huruf Arab.
Setelah diperiksa lebih dalam, bendera itu bukan lambang ISIS, melainkan organisasi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang sudah dilarang pemerintah untuk beraktivitas. Keduanya kemudian diserahkan ke Kantor Imigrasi Kota Pekanbaru.
Hasil pemeriksaan di imigrasi, pria bernama Seyid (24) dan Jascha Leon (23) itu sudah tidak punya izin tinggal lagi di Indonesia. Mereka sudah melewati batas yang ditentukan pemerintah untuk bisa tinggal sementara di Indonesia.
"Sudah diserahkan kepolisian, dua orang laki-laki, satu overstay lebih sebulan dan satu lagi lebih tiga bulan," kata Kepala Imigrasi Pekanbaru Pria Wibawa di Pekanbaru, Jumat (14/7/2017) siang.
Sewaktu diamankan oleh Polsek Tampan pada akhir pekan lalu, sebut Pria, keduanya dikhawatirkan terlibat ISIS. Apalagi, salah satu di antara mereka menikah dengan seorang warga Pekanbaru. Dugaan juga muncul karena penampilan serta cara berpakaian keduanya.
Baca Juga
Advertisement
"Takutnya terkait ISIS karena nikah siri dengan orang sini. Kalau nikah resmi kan harus ada izin dari kedutaannya," ungkap Pria.
Setelah indikasi itu tidak bisa dibuktikan, keduanya diserahkan ke Imigrasi. Hasil pemeriksaan di imigrasi dinyatakan paspornya ada visa bebas kunjungan wisata yang telah habis masa berlakunya.
Kantor Imigrasi selanjutnya akan mendeportasi dua orang laki-laki WN Jerman tersebut. Biaya tiket dari yang bersangkutan dan Imigrasi mengawal kepulangan keduanya karena keduanya dicekal.
"Kita sekarang melaksanakan pengurusan tiket keduanya, karena sudah overstay lama dan tak sanggup bayar. Sekarang di Imigrasi Pekanbaru, kita cekal," katanya.
Berdasarkan data yang dirangkum, keduanya diamankan di sebuah rumah di kawasan Tampan. Salah satu WNA ini juga menikah dengan warga Pekanbaru berinisial LM (26) secara siri. Di rumah perempuan ini petugas melihat ada bendera bertulisan Arab dipajang di dinding.
Bendera itu memiliki latar belakang putih dengan tulisan Arabnya warna hitam. Selanjutnya diketahui bahwa bendera itu tidak terkait ISIS, melainkan bendera HTI.